Loading...
HAM
Penulis: Sotyati 13:00 WIB | Jumat, 30 Oktober 2015

Blogger Saudi yang Dihukum Cambuk Raih Penghargaan HAM

Raif Badawi bersama tiga anaknya, yang kini bersama istrinya menetap di Kanada. (Foto: Dok satuharapan.com/telegraph.co.uk)

SATUHARAPAN.COM - Blogger Arab Saudi, Raif Badawi, yang hukuman cambuknya dikecam dunia, mendapatkan penghargaan hak asasi manusia Sakharov dari Parlemen Eropa.

Presiden parlemen, Martin Schulz, seperti diberitakan bbc.com, mendesak Raja Salman, "untuk membebaskannya agar dia dapat menerima penghargaan itu". Guy Verhofstadt, pemimpin Parlemen Eropa dari kubu Liberal juga menyatakan telah mengirim pesan politik dan kemanusiaan kepada pihak berwenang Arab Saudi.

Badawi dihukum penjara 10 tahun dan 1.000 cambukan di Arab Saudi atas tuduhan "mengejek Islam".

Permulaan bulan ini dia juga memenangkan Pen Pinter Prize karena memperjuangkan kebebasan menyatakan pendapat.

The Sakharov Prize for Freedom of Thought diberikan Parlemen Eropa sejak tahun 1988 kepada pribadi atau organisasi atas sumbangan mereka bagi perjuangan untuk hak asasi manusia dan demokrasi.

Nama penghargaan diambil dari nama ilmuwan fisika nuklir dan aktivis hak asasi manusia Andrei Sakharov, yang dicap pembangkang oleh Uni Soviet sebelum negara itu pecah menjadi Rusia dan lain-lain pada 26 Desember 1991.

Badawi, penulis situs internet Free Saudi Liberals, dihukum karena menghina Islam pada tahun 2012 dan dihukum denda £175.000 atau Rp3,6 miliar.

Dia dicambuk 50 kali pada bulan Januari, dan pelaksanaan sisa hukuman cambuknya ditunda.

Pada bulan Juni, Mahkamah Agung Arab Saudi tetap mendukung hukuman, meskipun dunia mengecamnya.

Ensaf Haidar, istri Badawi, kini tinggal di Kanada bersama tiga anak mereka. “Terima kasih kepada Parlemen Eropa. Penghargaan itu adalah pesan untuk harapan dan keberanian,” kata Ensaf Badawi kepada Kantor Berita AFP.

Selain Raif Badawi, nama lain yang masuk dalam daftar nominasi peraih Penghargaan Sakharov tahun ini adalah Boris Nemtsov, pemimpin oposisi Rusia yang terbunuh pada Februari 2015, dan gerakan oposisi di Venezuela, Mesa de la Unidad Democratica.

Peraih penghargaan ini sebelumnya termasuk Nelson Mandela, aktivis Myanmar Aung San Suu Kyi, dan aktivis kampanye pendidikan Pakistan Malala Yousafzai.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home