BMKG: Abu Vulkanik Letusan G. Marapi Sempat Berdampak Signifikan bagi Penerbangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat pada 3 Desember 2023 berdampak signifikan bagi dunia penerbangan, karena semburan abu vulkanik mencapai ketinggian 5.891 meter dpl (dari permukaan laut).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan tertulis menyebutkan, "Kondisi itu menyebabkan kode warna penerbangan menjadi merah. Abu vulkanik bergerak ke arah utara hingga barat dengan warna abu-abu hingga hitam dan intensitas pekat," kata Guswanto di Jakarta, hari Selasa (5/12).
Sementara itu, Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca dan model langsung mengeluarkan Volcanic Ash Advisory VAA berupa poligon potensi area terdampak abu vulkanik.
BMKG, melalui Meteorological Watch Office (MWO) Jakarta berdasarkan VAA, menerbitkan SIGMET sebagai panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.
Penentuan jalur lalu lintas penerbangan merupakan tanggung jawab otoritas penerbangan dan Air Traffic Controller (ATC). Namun demikian, untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan di sepanjang jalur penerbangan yang berpotensi terdampak letusan Gunung Berapi, BMKG selalu memperbaharui infonya melalui beberapa tipe laporan, seperti berita SIGMET WV, Aerodrome Warning, dan METAR.
"SIGMET merupakan berita yang diterbitkan oleh Meteorological Watch Office (MWO) selaku unit layanan yang memiliki tugas khusus di area Flight Information Region (FIR)," ujarnya.
SIGMET WV merupakan salah satu jenis SIGMET yang dikhususkan untuk menginfokan perihal sebaran abu vulkanik. Letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat terletak di area FIR Jakarta, sehingga MWO Jakarta yang bertugas untuk menerbitkan SIGMET WV untuk erupsi Gunung Marapi.
BMKG memberikan rekomendasi berdasarkan informasi dari Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin dan VONA dari PVMBG, sehingga dipergunakan dalam Collaborative Decision Making (CDM) untuk membantu Otoritas Layanan Bandara Udara untuk memutuskan suatu bandara apakah akan tetap dibuka atau ditutup.
Berdasarkan berita SIGMET yang diterbitkan, ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15.000 meter dpl, dan abu vulkanik bergerak ke arah Barat dengan kecepatan 65 kilometer per jam. Kemudian pada pukul 17:13 WIB pergerakan abu vulkanik berubah ke arah Barat Daya.
Selanjutnya pada pukul 18:18 WIB pergerakan abu vulkanik menyebar ke arah Barat Laut dengan kecepatan 28 km per jam pada ketinggian sekitar 9.000 Mdpl sedangkan pada ketinggian 15.000 Mdpl bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 83 km per jam. Hingga akhirnya pada tanggal 4 Desember 2023 pukul: 08:52 WIB letusan aktivitas Gunung Marapi menurun sehingga kode warna penerbangannya berubah menjadi oranye.
Hingga saat ini BMKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Marapi, baik pengamatan melalui citra satelit cuaca, maupun koordinasi dengan PVMBG, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, dan VAAC Darwin.
Berdasarkan citra satelit cuaca terkini aktivitas letusan Gunung Marapi teramati sebaran abu vulkanik bergerak ke arah Barat Daya dan berdasarkan berita SIGMET ketinggian ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai 4.000 Mdpl. Bandara yang berpotensi terdampak abu vulkanik ialah Bandara Minangkabau.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang, Desindra menegaskan telah dilakukan pengamatan sebaran abu vulkanik di Bandara Minangkabau dengan menggunakan paper test pada tanggal 4 Desember 2023 pukul: 08:00-09:00 WIB dan tanggal 5 Desember 2023 pukul: 08:00-09:00 WIB dengan hasil Negatif (Tidak terdeteksi Abu Vulkanik di Bandara Minangkabau Padang).
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...