BMKG: Kualitas Udara Bukittinggi-Agam Level Berbahaya
PADANG, SATUHARAPAN.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun GAW Koto Tabang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melaporkan kualitas udara di Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam dan sekitarnya dalam level berbahaya pada Kamis (22/10) pagi, akibat kabut asap kiriman provinsi tetangga.
"Berdasarkan pantauan konsentrasi Partikulat (PM 10), yang adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Pada pukul 09.00 WIB di daerah tersebut, kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berada pada kadar pencemaran 500 ug/m3 dan termasuk kategori berbahaya," kata Kepala Seksi Meteorologi BMKG GAW Koto Tabang, Budi Satria saat dikonfirmasi dari Padang, Kamis (22/10).
Ia mengatakan, semakin buruknya kualitas udara di daerah itu disebabkan jumlah sebaran titik panas di Pulau Sumatera yang masih banyak.
Angin berhembus dari selatan ke tenggara, sehingga Sumbar menjadi salah satu daerah yang terimbas polusi kabut asap.
Berdasarkan pantauan terakhir satelit Terra & Aqua, pada 22 Oktober pukul 05.00 WIB, terdapat 547 titik panas yang tersebar di Pulau Sumatera.
"Titik panas ini 491 titik di Sumatera Selatan, 26 titik di Riau, 26 titik di Jambi, tiga titik di Kepulauan Bangka Belitung dan satu titik di Lampung," kata dia.
Ia mengatakan, prospek kabut asap pada Kamis, 22 Oktober masih berindikasi dampak kabut asap terhadap kualitas udara di Sumbar, dengan pergerakan udara dominan masih berasal dari bagian selatan Pulau Sumatera.
"Selain itu potensi hujan pada hari Kamis (22/10) ini, berada di Kepulauan Mentawai, dan Sumbar wilayah pesisir pada sore hingga malam hari, bagian tengah dan timur memiliki peluang hujan yang kecil," kata dia.
Ia mengatakan, periode pagi hingga menjelang sore diprediksi menjadi periode dengan peningkatan kepekatan kabut asap, terutama untuk bagian tengah dan timur Sumbar.
Sementara prospek kabut asap untuk keesokan harinya, Jumat (23/10) diperkirakan masih menunjukkan peluang hujan yang minim untuk bagian selatan Sumatera.
"Kondisi ini menyebabkan, titik panas berpotensi untuk tetap terpantau dan arah pergerakan angin ke Sumbar belum mengalami pergesaran sehingga dampak kabut asap diperkirakan tetap dirasakan di wilayah ini," kata dia.
Ia mengimbau, masyarakat untuk memakai masker jika hendak beraktivitas keluar rumah dan membiasakan meminum air putih untuk meminimalisasi dampak kabut asap pada tubuh.
Sementara salah seorang warga Agam, Zulkarnain (23) mengatakan, kabut asap yang melanda daerah itu semakin pekat dari hari ke hari.
"Jarak pandang terbatas, sehingga perlu menghidupkan lampu kendaraan saat berkendara serta pekatnya kabut, mengharuskan warga memakai masker saat keluar rumah," kata dia.
Ia berharap, pemerintah segera menyelesaikan masalah kabut asap di daerah itu agar tidak banyak lagi penyakit yang ditimbulkan.(Ant)
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...