BMKG: Peningkatan Bencana Alam Disebabkan Tiga Faktor
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, mengatakan peningkatan bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini sekitar 80 persen di antaranya disebabkan tiga faktor, yakni hidrologi, meteorologi, dan iklim.
"Data menyebutkan bencana telah menewaskan korban jiwa sekitar 45 persen dan 79 persen orang kehilangan harta benda," katanya, dalam seminar yang bertujuan melakukan evakuasi metode perkiraan dan mendukung kerangka global iklim bertajuk "Roving Seminar On Weather Forcast Verification In Support Of Global Framework For Climate Service (GFCS)" di kantor BMKG, Selasa (17/11).
Mencermati kondisi ini, katanya, BMKG membangun dan mengembangkan sistem peringatan dini meteorologi, klimatologi, sehingga dengan sistem itu diharapkan dapat meningkatkan layanan informasi cuaca dan iklim secara cepat, tepat, akurat, dan mudah dipahami pemangku kepentingan.
Andi menjelaskan, ada empat faktor yang menyebabkan risiko bencana. Pertama, manusia tidak dapat memahami suatu risiko menjadi bahaya. Kedua, keterkaitan keretanan alam, dengan pemanasan global. Ketiga ketidakberdardayaan manusia dalam menyikapi alam. Keempat, ketidaksediaan atau masih kurangnya sistem peringatan dini, yang dapat bekerja dengan lebih baik.
"Informasi cuaca dan Iklim yang saat ini disampaikan oleh BMKG sangat penting dalam bidang maritim, pertanian, ketahanan pangan, sektor kelautan, sektor lingkungan, kesehatan, dan dijadikan sebagai pengambil kebijakan," katanya.
Namun demikian, Andi juga mengaku, penyampaian informasi yang dilakukan BMKG masih terbatas dalam akurasi informasi, "BMKG akan terus berupaya meningkatkan akurasi pengamatan cuaca dan iklim," dia menjelaskan.
Seminar yang diprakarsai oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) itu, juga merupakan bagian dari program penelitian mengenai cuaca dunia di mana kali ini BMKG menjadi tuan rumahnya.
"Bagi Indonesia, seminar ini sangat penting, dan ini juga sebagai seminar pertama di dunia. Biasanya WMO yang mengundang, tapi untuk kali ini diselenggarakan di Indonesia, dan ini menjadi penting karena Indonesia memasuki musim transisi," katanya. (Ant)
Editor : Sotyati
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...