BMKG Signature Inovasi Mendukung Keselamatan Global
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, meluncurkan sistem informasi terbaru BMKG yang disebut Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak atau "BMKG Signature" (BMKG - System for Multi Generations Weather Model Analysis and Impact Forecast) di kantor BMKG Pusat Kemayoran, Jakarta.
Prakiraan cuaca berbasis dampak merupakan lompatan inovasi untuk mendukung keselamatan global. Melalui inovasi ini, BMKG tidak hanya menyediakan informasi cuaca secara umum, tetapi juga potensi dampak yang dapat ditimbulkan oleh cuaca.
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Fachri Radjab menjelaskan, "BMKG Signature" ini memiliki perbedaan dengan sistem informasi cuaca lainnya, karena sistem ini sudah dilengkapi dengan informasi berbasis dampak, untuk sektor kebencanaan. Sistem ini akan mengidentifikasi wilayah mana di Indonesia yang berpotensi terjadi banjir, yang diakibatkan oleh hujan lebat, yang nantinya akan menampilkan peta sesuai dengan tingkat ancaman.
"Dalam rangka pengurangan risiko bencana di Indonesia, tentunya BMKG tidak dapat bekerja sendiri, diperlukan dukungan berbagai sektor sehingga informasi cuaca dapat memberi manfaat kepada kesejahteraan nasional," katanya, yang dilansir situs resmi bmkg.go.id, pada Kamis (11/4).
Lebih lanjut ia menambahkan, secara nasional kolaborasi antara BMKG dan BNPB, dalam pemanfaatan informasi cuaca pada sektor kebencanaan, diharapkan dapat mengurangi angka kerugian akibat bencana hidrometeorologi.
BPBD DKI Jakarta merupakan instansi pertama di provinsi yang memperoleh layanan khusus prakiraan berbasis dampak ini, karena wilayah Jakarta memiliki kerentanan yang cukup tinggi. Setiap kejadian bencana banjir sering menimbulkan kerugian ekonomi yang signfikan.
Kontribusi layanan berbasis dampak, juga telah secara resmi terdaftar dalam platform pengurangan risiko bencana global yang disebut sebagai Severe Weather Information Center (SWIC), yang dikelola oleh World Meteorology Organization (WMO). Ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara-Oceania, yang menerapkan prakiraan berbasis dampak, dan berkontribusi dalam upaya Global Disaster Risk Reduction (DRR).
Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Bambang Surya Putra, di depan awak media menyambut baik adanya peluncuran sistem informasi berbasis dampak, karena selama ini menurutnya BMKG hanya memberikan informasi terkait curah hujan atau gelombang tinggi.
"Diharapkan dengan adanya BMKG Signature ini, kita bisa mengetahui informasi yang lebih spesifik dan mengetahui dampaknya seperti apa, sehingga BPBD bisa memberikan peringatan kepada para masyarakat di daerah kecamatan yang sudah diprediksi oleh sistem signature, untuk melakukan kesiapsiagaan, seperti melakukan evakuasi tepat waktu," katanya.
Fachri berharap, ke depan BMKG akan terus berkolaborasi tidak hanya pada sektor kebencanaan, namun pada sektor infrastuktur, bisnis/ekonomi, kesehatan, transportasi, industri dan berbagai sektor lainnya sehingga informasi cuaca dapat semakin memberi manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...