UKDW Tuan Rumah Gerakan Nasional 1000 Startup Digital
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lecture Hall Pdt Dr Rudy Budiman Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dipadati ratusan mahasiswa UKDW dan beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi lain, yang mengikuti acara “Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital”.
Kegiatan yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) bersama dengan KIBAR dan berkoordinasi dengan Biro Kerjasama dan Relasi Publik (BIRO IV) UKDW ini dilaksanakan pada 8 April 2019 lalu.
Acara yang dibuka oleh Rektor UKDW, Ir Henry Feriadi MSc PhD, menghadirkan pembicara yang berkompeten dalam bidangnya yaitu Sonny Hendra Sudaryana ST MMT selaku Kepala Seksi Penerapan Pemberdayaan Teknologi dan Infrastruktur Informatika Kemkominfo, Ade Syah Lubis selaku CEO Niagahoster, Aditya Cahyo selaku CEO Andil, Ray Rezky Ananda selaku Duta Revolusi Industri 4.0 dan CEO Bantuternak, Ide Yunianto selaku CEO Tengokin, serta Sebastian Alex Dharmawangsa selaku Head of Program Innovative Academy Gerakan 1000 Startup Digital.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020, dengan mencetak 1000 startup, yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Gerakan yang ditujukan bagi generasi muda dan seluruh masyarakat yang berjiwa muda ini, juga merupakan pembangun ekosistem startup digital di Indonesia.
Melalui gerakan ini, diharapkan dapat melahirkan entrepreneur baru, agar mampu membangun sebuah bisnis rintisan berbasis teknologi dan inovasi untuk menciptakan masa depan ekonomi digital, dan meningkatkan jumlah unicorn di Indonesia.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital berkomitmen untuk memberikan sebuah konten yang berkualitas, sehingga peserta merasakan adanya dorongan dari dalam diri sendiri untuk dapat melanjutkan perjalanan mereka ke tahapan ignition.
Sebastian Alex Dharmawangsa menjelaskan, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, membuka pendaftaran bagi masyarakat yang berkeinginan untuk membangun bisnis rintisan berbasis teknologi, dari mereka yang belum memiliki ide maupun yang sudah memiliki ide melalui hasil riset. “Dalam program ini, para peserta akan dibimbing selama 3-4 bulan untuk benar-benar membangun sebuah bisnis berbasis teknologi dari nol hingga dapat sustain,” katanya.
Pada saat sharing session, Ray Rezky Ananda mengatakan, aplikasi “Bantuternak” yang ia ciptakan bersama timnya merupakan platform yang bisa mempertemukan peternak sapi dengan investor.
“Aplikasi ini kami ciptakan sebagai wujud keprihatinan terhadap kondisi peternak sapi potong, yang semakin turun dari waktu ke waktu. Melalui aplikasi Bantuternak, kami berusaha membantu peternak untuk mendapatkan modal awal dan memberikan pendampingan dalam proses penggemukan dan pembaruan informasi kepada investor,” katanya.
Tujuannya, mengintegrasikan ekosistem ternak rakyat secara efisien dan produktif serta bernilai bisnis yang tinggi untuk kesejahteraan peternak dan berkontribusi terhadap kemandirian pangan. (ukdw.ac.id)
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...