BNP2TKI: Pengiriman TKI ke Korsel Harus Bersih
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid, memastikan program kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan tidak ada permainan dalam penempatan TKI di Korsel itu.
"Proses penempatan G to G ke Korea harus bersih dari segala jenis permainan, dan kita akan memastikan ke depan semua proses dan tahapannya dibuat transparan, sehingga menutup peluang bagi calo atau perusahaan tertentu yang coba mau main belakang," kata Nusron, saat pelepasan 225 Calon TKI ke Korea, di Gedung Korea Indonesia Technical and Cultural Cooperation Center (KITCC) BP3TKI Jakarta, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (27/4).
Pengiriman ratusan TKI itu merupakan program `G to G` antara Indonesia dengan Korea.
Ia mengatakan, sudah memberikan arahan kepada jajaran Deputi Bidang Penempatan agar seluruh proses penempatan, termasuk penempatan di Korea harus diproses transparan dan melalui sistem agar tidak terjadi permainan oleh oknum di luar aparat BNP2TKI.
Oleh karena itu, Nusron minta kepada Deputi Penempatan Agusdin Subiantoro, untuk segera menyiapkan sistemnya. Nusron juga akan memantau secara langsung pada saat sanding data melalui sistem dimaksud. Dia merasa tertantang dengan keluhan masyarakat akan tingginya biaya penempatan ke Korea.
"Saya akan membuktikan dalam tahun ini proses penempatan G to G ke Korea, harus benar-benar bersih dan transparan," katanya.
Ke-255 TKI yang akan diberangkatkan tersebut, akan menempati sektor pekerjaan manufaktur dan perikanan. Sebanyak 180 orang bekerja di sektor manfaktur, serta sebanyak 75 orang di sektor perikanan. Pada tahun 2015 ini telah diberangkatkan TKI ke Korea sebanyak 1.700 orang.
Menurut Nusron, jadi TKI ke Korea merupakan proses hijrah. Karena niat berangkat sebagian besar TKI ke Korea adalah memperbaiki nasib dan memperbaiki kehidupan keluarga. Oleh karena itu, Nusron berpesan, agar para TKI yang akan berangkat ke Korea untuk jangan "neko-neko" selama berada di luar negeri.
"Orang Indonesia di luar negeri, banyak yang menjadi sasaran perekrutan ISIS. Jadilah TKI yang berpegang teguh pada Pancasila," katanya.
Tantangan atau godaan lain, kata dia, adalah konsumerisme. Nusron berpesan agar jangan lupa menabung.
"Jangan sampai kalau setelah kembali ke Indonesia malah mendaftar jadi TKI lagi," katanya.
Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro menyampaikan, dari 55.000 kuota lowongan pekerjaan yang dibuka oleh Korea untuk negara lain, Indonesia mendapat kuota sebesar 5.800 orang dan merupakan negara yang paling besar kuotanya dibandingkan negara lain.
"Itu artinya Indonesia masih dipercaya oleh Korea" kata Agusdin.
Mulai 2015 ini, proses penempatan TKI ke Korea sudah menggunakan sistem online, oleh karena itu dirinya berpesan kepada mereka agar jangan jadi TKI kaburan, karena akibat dari kaburan maka Indonesia bisa disuspend tidak boleh mengirimkan TKI lagi ke Korea. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...