BNP2TKI: Perlu Kerjasama Institusi Sertifikasi Internasional
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengungkapkan, Indonesia perlu kerjasama dengan institusi sertifikasi internasional, agar para tenaga kerja dalam negeri mampu bersaing secara global.
"Cara tercepat agar tenaga kerja Indonesia miliki sertifikat keahlian berstandar internasional, adalah dengan menjalin kerjasama dengan institusi sertifikasi," kata Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI Endang Sulistyaningsih di Pekanbaru, Selasa (15/7).
Ia mengatakan, selama ini para pekerja Indonesia tidak bisa bersaing di luar negeri, karena sertifikat keahlian pekerjaan tidak laku di pasar internasional, atau dinilai harganya yang rendah.
Hal itu disampaikan, saat memberi kuliah umum di Politeknik Caltex Riau (PCR), di Pekanbaru. Saat itu, dia menyaksikan penandatanganan kesepakatan antara PCR, dengan lembaga sertifikasi internasional yakni "The Welding Institute" (TWI).
Menurutnya, BNP2TKI saat ini tengah melakukan fasilitasi kepada hampir seluruh politeknik yang ada di Indonesia dan PCR, sebagai salah satu politeknik swasta di yang berkedudukan di Riau yang difasilitasinya.
"Meski demikian, PCR dinilai yang paling aktif. Mau jemput bola dan serius dalam mencetak para tenaga siap kerja, dibanding politeknik lain yang ada di dalam negeri baik status swasta maupun negeri," paparnya.
Dia mengatakan, percepatan pemenuhan para tenaga kerja Indonesia bersertifikat internasional dinilai sangat mendesak. Seperti dalam bidang teknik, Indonesia membutuhkan sekitar 175 ribu insinyur setiap tahun, jika melihat peluang kerja yang ada.
TWI sendiri, katanya, merupakan lembaga sertifikasi bidang keahlian pengelasan, yang telah memberikan sertifikat kepada ribuan tenaga kerja di Indonesia.
"Dari 10 ribu yang telah diberikan sertifikat, delapan ribu diantaranya diminta bekerja di Arab Saudi," katanya.
Direktur PCR Dadang Syarif sebelumnya mengatakan, kerjasama dengan TWI tersebut sangat bermanfaat, karena untuk mendapatkan sertifikat keahlian berlaku secara internasional tidak perlu jauh-jauh lagi mendapatkannya.
"Kerjasama dengan TWI bertujuan untuk pengembangan tenaga kerja di bidang pengelasan, agar dapat bersaing global. Dengan ini mereka bisa melakukan sertifikasi tanpa harus pergi jauh ke tempat lembaga tersebut," ulasnya. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...