Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 06:42 WIB | Rabu, 31 Desember 2014

BNPB: Banjir dan Tanah Longsor, Bencana Paling Dominan

Dari kiri ke kanan Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, Bambang Sulistyanto, Deputi I Menko PMK, Willem Rampangilei, Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi, Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB Harmensyah. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kejadian bencana selalu menjadi isu utama bagi semua orang, terutama pers. Disampaikan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi banjir dan tanah longsor masih mendominasi bencana yang ada di Indonesia yang paling banyak memakan korban jiwa, belum termasuk kerugian lainnya.

Berdasarkan data BNPB, terdapat 1.475 kejadian bencana, antara lain banjir, banjir disertai tanah longsor, gelombang pasang, gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan, letusan gunung api, angin puting beliung, tanah longsor, kekeringan, dan tsunami.

Semua jenis bencana tersebut menyebabkan 561 jiwa menjadi korban meninggal dan hilang, korban menderita dan mengungsi sebanyak 2,65 juta jiwa, rumah rusak 50.883 unit, rumah terendam banjir 430 ribu, dan ratusan fasos fasum rusak.

“Bencana banjir dan tanah longsor cukup mendominasi kejadian bencana di Indonesia. Dari situ disimpulkan kejadian bencana trennya masih meningkat. Di tahun 2015 mendatang tentunya kita masih akan menghadapi bencana lainnya,” urai Dody saat konferensi pers ‘Penanggulangan Bencana 2014 dan Antisipasi 2015’ di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (30/12).

Dody menjelaskan, 99 persen kejadian bencana tahun 2014 adalah bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi antara lain banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran lahan hutan dan puting beliung. Dari angka 99 persen kejadian bencana, 61 persen korban meninggal disebabkan oleh longsor.

“Kalau kita lihat tahun 2013 atau tahun 2014 ini, dari 1.475 kejadian bencana, longsor di Banjarnegara menambah cukup signifikan total meninggal dunia akibat bencana sepanjang 2014,” ucap Dody.

Sampai dengan tanggal 30 Desember 2014, BNPB mencatat korban meninggal dari bencana longsor di Banjarnegara sejumlah 99 jiwa, hilang 11 orang hilang, luka berat 5 orang dan luka ringan 9 orang.

Kerusakan lainnya yaitu 150 unit rumah rusak berat di ds. Jemblung, satu unit masjid, 1 km sungai tertutup longsoran, 8 hektar Sawah, 5 hektar kebun palawija, 5 ekor sapi, 30 ekor kambing, 500 ekor ayam dan itik. Sementara data pengungsi hingga saat ini yakni, 1.308 jiwa tersebar di 10 titik pos pengungsi.

Bencana lainnya yaitu angin putting beliung. “Cukup banyak sekali kejadian angin putting beliung di Indonesia, dan untuk masa depan kita mungkin akan antisipasi karena kelihatannya intensitasnya makin meningkat,” tutur Dody.

Secara mapping bencana, lanjt Dody, Jawa Barat (Jabar) termasuk wilayah yang paling banyak bencananya dari seluruh provinsi. Lima kabupaten yang terbanyak secara berturut-turut yaitu Bogor, Bandung, Garut, Sukabumi, Cianjur.

Bagaimanapun juga, bencana menengah sampai besar lainnya masih menjadi prioritas BNPB, mulai dari letusan Gunung Sinabung yang sampai sekarang masih berlangsung, kebakaran lahan dan hutan yang baru selesai bulan lalu, banjir bandang di Manado yang sampai sekarang masih dilanjutkan upaya penanggulangannya, banjir di Aceh, korban meninggal akibat letusan Gunung Kelud (bukan terdampak langsung), dan terakhir longsor di Banjarnegara yang sampai saat ini masih ditangani bersama pemerintah setempat.

Kendati demikian, dari 561 jiwa korban meninggal dan hilang akibat bencana ini lebih kecil jika dibandingkan dengan korban tewas pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2014 yaitu 650 jiwa dari jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang mencapai 23.385 jiwa di tahun 2013, atau 2,4 persen dari korban laka lantas meninggal dunia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home