Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 12:51 WIB | Selasa, 14 Januari 2025

BNPB Fokus Siaga Darurat Aktivitas Vulkanik Tiga Gunung Api

Dua gunung api statusnya turun menjadi level dua atau siaga.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, ancaman erupsi gunung berapi jadi focus utama penanganan dan siaga darurat dalam beluan Januari 2025.

Salah satunya adalah gunung api Ibu yang berada di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara yang kembali erupsi pada hari Sabtu (11/1) pukul 19:35 WIT.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 4.000 meter di atas puncak (5.325 mdpl) berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 mm dan durasi tiga menit lima detik.

Pada saat terjadi erupsi, Gunungapi Ibu juga memuntahkan lontaran lava pijar kurang lebih dua kilometer dari pusat kawah. Lontaran lava ini terlihat dengan mata telanjang berwarna merah menyala dan membumbung tinggi ke angkasa disertai suara gemuruh.

Beruntung tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Seluruh warga yang tinggal di sekitar Gunungapi Ibu telah mendapatkan pemahaman dari pemerintah daerah setempat untuk melakukan hal yang dianggap perlu yang merujuk kepada penyelamatan, evakuasi sementara dan antisipasi dari dampak yang dapat ditimbulkan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas radius rekomendasi yakni empat kilometer dan 5,5 kilometer sektoral ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif.

Gunungapi Ibu yang ditetapkan dalam level III atau Siaga sejak pertengahan Mei 2024 terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya hingga hari ini. Warga sekitar maupun pendatang diharapkan dapat mematuhi rekomendasi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat.

Gunung Lewotobi Laki-laku

Gunungapi Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih terus erupsi hingga hari ini. Berdasarkan laporan evaluasi yang dirangkum sepekan terakhir sejak tanggal 1 - 7 Januari 2025, aktivitas erupsi gunungapi dengan ketinggian 1.584 mdpl ini telah terjadi enam kali, dan gempa Hembusan 135 kali, gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi 8 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal 9 kali, gempa tektonik jauh 48 kali.

Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik gunung api Lewotobi Laki-laki mengalami sedikit kenaikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 100- 1000 meter.

Terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak. Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah gunung api Lewotobi Laki-laki.

Dari hasil evaluasi tersebut, masyarakat di sekitar Gunungapi Lewotobi Laki–laki dan pengunjung/ wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya - timur laut sejauh enam kilometer.

Gunung Api Merapi

Gunung Merapi yang berada di empat wilayah administrasi meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di DI Yogyakarta, juga masih ditetapkan dalam level III atau Siaga sejak November 2020 lalu sampai hari ini dengan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi.

Aktivitas erupsi gunung api Merapi yang masih cukup tinggi sampai hari di awal tahun 2025 menjadi catatan bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan pemerintah daerah, menyusul curah hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi.

Dalam monitoring yang dilakukan BPPTKG dan disiarkan dalam forum Media Merapi, volume curah hujan di atas puncak bervariasi mulai dari delapan milimeter hingga di atas 100 milimeter. Adapun durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit.

Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Dua Gunung Api Turun ke Level II

Dari beberapa gunung api yang masih ditetapkan dalam level III atau siaga, ada dua gunungapi justru turun menjadi level II atau Waspada. Adapun dua gunungapi itu meliputi gunung api Iya di Ende, Nusa Tenggara Timur dan gunung api Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

Gunungapi Iya telah diturunkan ke dalam level II pada tanggal 8 Januari 2025 pukul 18:00 WITA. Penurunan status ini berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental aktivitas gunung itu selama periode 1 - 7 Januari 2025.

Kendati sudah turun ke level waspada, namun gempa dangkal maupun dalam masih terus tedeteksi. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah utama.

Adapun karakteristik letusan Gunung Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava. Di sisi lain, Gunungapi Iya juga memiliki rekahan yang berhadapan langsung dengan laut, yang mana dapat berkembang dan berpotensi dapat memicu longsoran dan menimbulkan tsunami.

Gunung api Karangetang yang berada di Kabupaten Sitaro diturunkan statusnya menjadi level II pada hari Sabtu (11/1) pukul 18:00 WITA. Kendati demikian, masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan mendekati radius 1,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), termasuk wilayah sektoral 2,5 kilometer pada arah barat daya dan selatan.

Tingkat aktivitas Gunung Karangetang akan ditinjau dan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Sebelumnya, pada awal November 2024 status Gunung Karangetang dinaikkan menjadi Siaga setelah terjadi peningkatan aktivitas secara signifikan.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home