Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 17:04 WIB | Rabu, 22 November 2023

BNPB Segera Bentuk Satgas Penanganan Rabies di NTT

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyampaikan nketerangan seusai pertemuan tentang wabah rabies di NTT. (Foto: Menko PMK)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Kasus penularan virus rabies ke manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin mewabah. Sampai tanggal 15 November 2023, Dinas Kesehatan NTT telah melaporkan ke Kemenkes terjadi 1.823 kasus gigitan hewan penular rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU), yang menyebabkan 11 orang korban jiwa.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan, Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) segera menetapkan status penanggulangan dalam keadaan tertentu sebagai dasar penetapan kejadian luar biasa dan darurat rabies di Provinsi NTT.

"BNPB segera membentuk Satgas terpadu penanganan darurat Rabies di NTT atas permohonan Gubernur NTT," katanya usai memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri, di Kantor Kemenko PMK, pada hari Selasa (21/11).

Muhadjir mengatakan, untuk mencegah penularan rabies yang lebih masif, maka pemerintah akan melakukan pendekatan kuratif dengan mengincar vaksinasi langsung kepada hewan yang berpotensi membawa penyakit rabies, terutama anjing.

"Saat ini, vaksinasi pada hewan anjing baru bisa direalisasikan sebanyak 17 persen. Karena pertama memang jumlah vaksinasinya terbatas, kedua biaya operasionalnya rendah," katanya.

Dijelaskan bahwa BNPB akan menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) untuk mendukung operasional satgas penanganan dan penanganan rabies, termasuk penambahan vaksin dan peralatan vaksin rabies. Pemanfaatan DSP melalui koordinasi pusat Satgas Terpadu dengan melibatkan Kementerian Pertanian, Kemenkes, dan juga pemerintah daerah.

"Kita harapkan targetnya NTT vaksinasi rabies bisa dicapai 70 persen, sehingga tercapai herd immunity," katanya. Selanjutnya di wilayah NTT akan dilakukan pendataan hewan anjing yang berpotensi membawa penyakit rabies.

Juga akan dilakukan vaksinasi dengan cara baru melalui oral yang dicampurkan pada makanan anjing. "Saya juga minta ada pendataan penduduk anjing di NTT sehingga bisa kita pastikan ketika vaksinasi 70 persen anjing bisa tervaksin. Kemudian juga ada vaksinasi baru bentuk oral nanti bisa dikamuflase ke dalam makanan hewan, dengan demikian diharapkan penanganan rabies yang sudah endemi ini bisa teratasi," katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home