BNPT: Penanganan Terorisme di Indonesia Hanya di Hilir
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution mengatakan, penanganan terorisme di Indonesia selama ini hanya di hilir seharusnya didukung hingga pihak Rukun Tetangga atau Rukun Warga dengan monitor perkembangan di masyarakat.
Menurut Saud Usman yang Oktober lalu mengganti Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai sebagai kepala BNPT, penanganan terorisme di tingkat hulu atau di tingkat masyarakat belum digalakkan untuk mendukung pemerintah.
"Saudara kita yang keliru terpengaruh pada paham-paham radikal seharusnya bisa dibantu dengan aparat kita, lurah, RT/RW bisa monitor perkembangan yang ada di masyarakat dengan aparat pemerintah, aparat keamanan untuk mengambil langkah-langkah represif dan hukum," kata Saud Usman di Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Sabtu (6/12) dalam Gerakan 300 Ulama Anti Terorisme.
Menurut dia, untuk mencari solusi dan memecahkan masalah bagaimana pemerintah bisa menaggulangi terorisme, perlu dukungan luas masyarakat.
"Ya mudah-mudahan nantinya di berbagai pihak apakah pemerintah masyarakat dan pihakmanapun merasa bertangung jawab dan kita bersama-sama dalam rangka untuk mencari solusi terbaik untuk antisipasi dalam lagkah-langkah yang radikal dengan melakukan perbuatan teror," kata dia.
Dikatakan Saud Usman bahwa negara ini sudah banyak mengalami dampaknya dan bahwa terorisme tidak akan berakhir sebelum negara Islam tegak.
“Yang jelas tujuannya hanya satu, ketika tujuan mereka membentuk negara Islam belum terwujud, terorisme tidak akan berakhir,” kata dia.
Oleh sebab itu menurut Saud Usman, pemerintah dan masyarakat perlu memberi pemahaman yang benar supaya paham teririsme tidak semakin meluas.
“Kita tidak boleh menjauhi mereka, memusuhi mereka, tapi kita harus meluruskan pemahaman mereka,” tambahnya.
Saud Usman menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan acara silahturahim nasional gerakan 300 ulama anti terorisme ini. Dia menegaskan pentingnya peran serta ulama dalam menangkal telorisme pada tingkat hulu atau pemikiran.
Menurutnya, terorisme tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengutamakan hubungan yang harmonis antara negara dan agama. "Pesantren adalah lingkungan seperti itu, sejatinya, ini mesti kita jaga," kata dia.
Saud Usman berharap pada ulama-ulama khususnya di Sumatera dan Jawa harus mempunyai adil untuk mengingatkan mereka (terorisme).
"Tidak boleh menjauhi dari mereka harus digauli dan sekaligus memberikan arahan agar bisa berubah pemahamanya terhadap ajaran-ajaran Islam yang disimpangkan yaitu belajar ayat sepotong demi sepotong dan membuat penyimpangan baik terhadap jihad," katanya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...