Boko Haram Ancaman bagi ''Sabuk Tengah'' Afrika
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (USCIRF) memperingatkan secara keras munculnya kekerasan terhadap umat Kristen dan Muslim moderat di Nigeria.
Pernyataan itu dikeluarkan baru-baru ini menjelang pertemuan Presiden AS, Barack Obama, dengan Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, di Washington DC. Menurut USCIRF, serangan kekerasan oleh Boko Haram, sebuah kelompok teror Islam militan yang berkaitan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menyebabkan konflik signifikan di dalam negara di wilayah "Sabuk Tengah" Afrika.
The "Sabuk Tengah" (Middle Belt) adalah sebutan untuk daerah di Afrika di mana umat Islam dan Kristen sampai saat ini hidup damai dengan satu sama lain. Bagian selatan negara itu hampir seluruhnya Kristen, sedangkan wilayah Utara didominasi Muslim.
"Kami sangat prihatin dengan pembunuhan oleh Boko Haram yang tidak masuk akal terhadap orang yang tidak bersalah, menargetkan jamaah, dan menghancurkan rumah ibadah," kata Ketua USCIRF, Robert P. George.
"Peningkatan kekerasan telah menewaskan lebih dari 300 orang sejak awal Juli dan merupakan peringakatn bahwa Boko Haram adalah kekuatan destabilisasi di Nigeria dan wilayah itu."
Serangan militan Boko Haram telah meningkat sejak awal Ramadan, menurut USCIRF. Dalam pernyataannya, kelompok itu mengatakan tiga mesjid diserang pada awal Juli. Militan membunuh lebih dari 150 orang selama perayaan Idul Fitri, yang menandai akhir puasa selama bulan suci umat Islam. Kasus lain, 60 orang tewas pada 16 Juli. Yang meninggal termasuk kaum Muslim.
Pada 5 Juli, 32 gereja dibakar dan satu gereja dibom. Lima orang tewas dalam pemboman di Gereja Kristen Yang Ditebus Allah di Potiskum, termasuk pendeta.
Laporan dari USCIRF juga mengatakan ratusan orang Kristen dibunuh oleh penggembala Muslim di Sabuk Tengah setelah pemilihan umum nasional pada bulan April.
Jangkauan Boko Haram juga telah menyebar. Laporan lain dari wilayah itu menyalahkan Boko Haram atas kematian 21 warga desa di negara tetangga, Kamerun.
Dalam pertemuan di Gedung Putih dengan Presiden Buhari, Obama memuji pemimpin Nigeria untuk "agenda yang jelas dalam melawan Boko Haram dan ekstremis dari segala macam di dalam negaranya."
Sejak 2009, USCRIF merekomendasikan Nigeria ditetapkan sebagai "negara dengan perhatian khusus." Hal itu terkait pelanggaran sistemik, berkelanjutan, dan mengerikan terhadap kebebasan beragama yang dilakukan oleh pemerintah atau mayoritas pemeluk agama.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...