Bom Boston: Istri Pelaku Ingin Jenazah Diserahkan pada Keluarga
MASSACHUSETTS, SATUHARAPAN.COM - Katherine Russel, janda dari pelaku aksi pengeboman Boston, Tamerlan Tsarnaev, meminta pihak penyidik medis Massachusetts untuk melepaskan jasad sang suami kepada pihak keluarga. Hal ini disampaikan oleh pengacara Russel, Amato DeLuca.
Tsarnaev, 26, tewas terseret mobil yang dikendarai adik kandungnya, Dzhokhar Tsarnaev, ketika keduanya berusaha melarikan diri dan mengelak dari tembakan peluru polisi.
Pihak berwajib mengatakan, penyidik medis atau tim forensik telah mengidentifikasi penyebab kematian Tamerlan, namun hasil dari penyidikan tersebut masih akan dirahasiakan sampai berkas kematian tersangka lengkap. Orangtua Tsarnaev saat ini masih berada di Rusia, namun istri dan beberapa kerabatnya berada di Amerika Serikat.
Sementara itu, Dzhokhar Tsarnaev, dipidana atas penggunaan senjata dengan upaya pembunuhan, serta tindak kriminal yang berpotensi membawanya pada ancaman hukuman mati. Saat ini ia sedang dalam penjagaan ketat di penjara rumah sakit setelah dilumpuhkan oleh polisi.
Pengacara keluarga Tsarnaev mengatakan, janda Tamerlan Tsarnaev telah bertemu dengan pihak pengadilan selama beberapa jam dalam seminggu terakhir dan akan terus mengupayakan mediasi. Agen Federal Bureau of Investigation (FBI) juga telah mengunjungi kediaman orangtua Katherine di North Kingstown, Rhode Island pada Senin (29/4) lalu.
"Pihak keluarga dan Katherine saat ini masih berduka atas kejadian dan kekerasan yang terjadi pada saat pengeboman," tutur DeLuca.
Berbeda dengan pernyataan Terrel Harris, juru bicara dari Departemen Keamanan Publik, yang mengatakan bahwa pihaknya masih belum menerima permohonan Katherine mengenai penyerahan jenazah suaminya.
Ia menegaskan bahwa proses permohonan baru dapat dilakukan setelah sertifikat kematian telah selesai diarsipkan dan penyebab kematian sudah dipublikasikan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar tidak terbentuk spekulasi mengenai penyebab kematian Tsarnaev, di tengah publik.
Paman dari Tsarnaev, Ruslan Tsarni, menegaskan bahwa pihak keluarga akan terus berjuang agar jasad keponakannya itu bisa kembali kepada pihak keluarga.
"Kami akan mengusahakan, pasti, dan harus. Keluarga tetaplah keluarga," katanya.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...