Bom Buatan AS Digunakan dalam Serangan di Yaman
DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Amnesty International (AI) mengatakan bahwa bom buatan Amerika Serikat (AS) digunakan dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah sakit di Yaman. Amnesty pada hari Senin (19/9) mendesak Washington dan London untuk berhenti memasok senjata kepada koalisi pimpinan Saudi.
Serangan pada 15 Agustus menghantam sebuah rumah sakit yang didukung Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres /MSF) di Abs di provinsi utara Hajja yang dikuasai pemberontak dan menewaskan 19 orang, termasuk seorang staf MSF.
Pengawas hak asasi manusia itu mengatakan “bom berpemandu laser Paveway buatan AS” digunakan, menurut ahli independen yang menelaah foto sirip bom yang diambil di lokasi kejadian.
“Sungguh keterlaluan bahwa beberapa negara masih terus memasok senjata kepada koalisi pimpinan Arab Saudi, termasuk bom udara biasa dan berpemandu serta pesawat tempur,” kata kepala MENA Research and Advocacy Amnesty, Philip Luther.
Dia mengatakan ada “bukti kuat bahwa senjata tersebut digunakan untuk menyerang rumah sakit dan objek sipil lainnya dan dalam pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.”
“Serangan ini sekali lagi menegaskan perlunya embargo komprehensif terhadap semua senjata yang bisa digunakan oleh salah satu pihak bertikai di Yaman dan penyelidikan internasional untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut,” imbuh Luther.
Koalisi itu, yang mulai melancarkan operasi untuk memerangi pemberontak Huthi pada Maret 2015, mengatakan pihaknya menggelar penyelidikan “independen” terhadap “laporan” serangan udara di rumah sakit Abs.
Koalisi berulang kali dikritik atas tewasnya warga sipil dalam operasinya untuk mendukung pemerintah Presiden Abedrabbo Mansour Hadi. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...