Boni Hargens: Dua Parpol Panik Akibat Jokowi Capres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat Politik Boni Hargens melihat adanya reaksi kepanikkan dari dua parpol atas majunya Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) 2014.
Menurut Boni Hargens memasuki pekan kedua pelaksanaan kampanye Pemilu 2014, dua partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014 menunjukkan kepanikkan dalam kampanye mereka. Golkar, mengajak masyarakat mengingat masa kepemimpinan 32 tahun bersama Soeharto, dan Gerindra melalui Prabowo Subianto, menyampaikan sebuah “Sajak Santun”.
“Sosok Jokowi melejit dibanding calon lainnya, hal itu merupakan konteks menakutkan bagi para capres yang sudah ambisius. Kemudian, partai pengusung Jokowi, PDIP, diasumsikan sebagai pemenang Pemilu 2014. Dua hal, figur (Jokowi) dan mesin politik (PDIP), besar yang menyebabkan parpol lain panik dan kalang kabut,” ucap Boni Hargens saat ditemui dalam Diskusi Publik “ Buku Republik Galau Merajut Asa", pada Senin (24/4).
Ketenaran nama Gubernur DKI Jakarta itu diprediksi sebagai penyebab lahirnya kepanikkan dalam kampanye parpol peserta Pemilu 2014 itu. Sejak resmi diumumkan sebagai Capres PDIP, pada Jumat (14/3), nama Jokowi mendapat respon positif dan diprediksi beberapa pengamat politik akan memenangkan Pemilu tahun ini.
“Salah satu ukurannya, usai deklarasi yang dilakukan PDIP pada sore hari, indeks saham kita melonjak, hal itu menunjukkan bahwa dunia internasional dan pasar merespon secara positif majunya Jokowi sebagai capres. Hal tersebut telah merubah konstelasi, dan Pemilu telah selesai pada aspek substantif, karena bila proses berjalanan normal dan fair Jokowi akan menang,” kata dia.
Namun, menurut Boni hal tersebut tidak akan terjadi pada parpol lainnya, karena bagi parpol yang sudah sadar diri dan tidak ambisius, mereka akan lebih memikirkan bagaimana bentuk koalisi yang akan dibentuk usai pemilihan anggota legislatif 9 April mendatang.
“Semua parpol yang sudah tahu diri akan lebih memikirkan konstruksi koalisi seperti apa yang akan mereka bentuk. Namun, untuk parpol ambisius seperti Golkar dan Gerindra itu akan galau sekali, dan ini bukan hal yang bagus karena kepanikkan tersebut terungkap dalam cara mereka berkampanye,” Boni menambahkan.
Pada kampanye rapat umum terbuka Golkar, pada Rabu (19/3), partai berlambang pohon beringin ini menyerukan kalimat “Isih Penak Jamanku To?”. Sedangkan dalam kampenye Gerindra, pada Minggu (23/3), Prabowo Subianto menyelipkan sebuah “Sajak Santun” dalam orasi kampanyenya.
"Boleh bohong asal santun. Boleh mencuri asal santun. Boleh korupsi asal santun. Boleh khianat asal santun. Boleh ingkar janji asal santun. Boleh jual negeri asal santun. Boleh menyerahkan kedaulatan negara kepada asing asal santun," ucap Prabowo.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...