Jokowi Dukung Anak Jalanan Tanding Bola ke Brasil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan motivasi kepada 18 anak jalanan yang akan ikut serta dalam Piala Dunia 2014 di Brasil melalui program "Street Child World Club (SCWC)" di Ballroom, Kantor Balai Kota, Senin (24/3).
“Saya senang hari ini bisa ketemu anak-anak dari Surabaya, Palembang, Yogyakarta, Makasar, Medan, Jakarta, Bandung,” kata gubernur yang disapa Jokowi itu saat memberikan sambutan dalam acara yang juga dihadiri Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ratiyono.
Dalam kaitan dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2014 yang dilaksanakan Juni dan Juli mendatang, ke-18 anak jalanan itu akan berangkat ke Brasil untuk bertanding melalui Program SCWC setelah sebelumnya menjalani serangkaian seleksi bertanding sepak bola dengan sesama anak jalanan dari negara lain. Kegiatan itu dibiayai Pemprov DKI Jakarta.
Program itu bermula pada saat penyelenggaraan Piala Dunia 2010. Banyak anak jalanan yang di-sweeping lalu dikarantina demi kenyamanan dan keamanan Piala Dunia 2010. Sebuah NGO (non-government organization/lembaga swadaya masyaraakat/LSM) memprotes upaya tersebut, dan berargumentasi bagaimanapun juga anak jalanan punya hak yang sama untuk menikmati atmosfer piala dunia. Maka program seperti itu kemudian diinisiasi oleh komite-komite dari negara Brasil dan Inggris. Pertama kali digelar, program itu dimenangkan anak jalanan di India, pada saat Piala Dunia 2010.
“Saya titip anak-anak yang ke Brasil. Bukan masalah menang dan kalah, tetapi paling tidak mereka bisa menambah wawasan, melihat negara lain itu seperti apa, dan membawa nama Indonesia,” tutur Jokowi.
Ia kemudian memanggil dua dari anak jalanan tersebut maju ke depan, dari Jakarta dan Bekasi. Sambil bertanya kepada anak-anak jalanan itu tentang sekolah mereka, Jokowi mengajak bercanda. Pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan kerap mengundang tawa orang-orang yang hadir di Ballroom di Balai Kota.
“Terakhir sekolah sampai kelas berapa?” tanya Jokowi kepada salah satu anak.
“Sudah lulus Pak, SD kelas lima,” jawab anak itu, refleks.
“Berarti belum lulus, dong, kalau begitu,” Jokowi menimpali.
Ia juga sempat bertanya tentang apa saja yang dilakukan anak-anak itu selama di jalanan. Sebagian menjawab membantu orang tua dengan mengamen. Ketika Jokowi menanyakan alasan mereka tidak bersekolah lagi, sebagian anak menjawab tidak melanjutkan ke SMP sesudah lulus SD karena tidak ada biaya.
“Setelah dari Brasil, harus berhasil dan sekolah semuanya, minimal SMA atau SMK. Saya sudah catat alamat, nanti saya cek bersekolah atau tidak. Kalau tidak bisa melanjutkan, nanti sedikit-sedikit saya bantu, kalau ada,” kata Jokowi memotivasi anak-anak jalanan itu agar tetap mengupayakan pendidikan mereka sendiri.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...