Bonus Asian Games Cair di Pemerintahan Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Roy Suryo mengatakan pencairan bonus bagi atlet peraih medali Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, kemungkinan besar dilakukan pada masa pemerintahan presiden Joko Widodo, karena hingga kini masih dalam proses di Kementerian Keuangan.
"Prosesnya sudah jalan sebelum terjadi pemerintahan baru, tapi diterimanya kemungkinan besar pada pemerintah berikutnya karena butuh waktu untuk suatu pencairan dana. Mengapa ini diproses dengan cepat, takutnya Kemenpora sudah tidak ada lagi," kata Roy usai menjadi pembicara dalam acara sarasehan dan dialog evaluasi hasil Asian Games di Jakarta, Rabu (8/10).
Ia mengemukakan, pencairan dana apresiasi bagi atlet itu akan dipantau Kementerian Keuangan dan mengharuskan para atlet memenuhi berbagai persyaratan seperti, harus memiliki nomor induk wajib pajak, bukti indentitas diri, dan lainnya, sehingga dana yang diberikan terbukti sesuai dengan peruntukan.
"Intinya akan ada verifikasi dari Kementerian Keuangan sehingga pasti ada keterlambatan (tidak bisa cair di pemerintah saat ini, red)," ujar dia.
Terkait dengan kemungkinan terjadinya perubahan nilai nominal bonus yang diberikan, Roy menyatakan tidak menutup kemungkinan mengingat pemerintah sejak awal mengalokasikan bonus untuk sembilan emas.
Sementara itu, lanjut dia, realisasi medali yang diraih kontingen Indonesia hanya empat emas, lima perak, dan 11 perunggu.
"Saya tentunya akan menyarankan untuk ditingkatkan daripada dananya dikembalikan, tapi ini tidak serta merta bisa terwujud jika hanya berlandaskan keinginan pribadi seorang menteri," kata dia.
Menurut Roy, untuk mengubah nilai nominal bonus dibutuhkan konsolidasi dengan Kementerian Keuangan karena akan mengubah perencanaan awal.
Lantaran enggan menjanjikan apakah langkah itu akan berhasil, Menpora menegaskan bonus yang diterima atlet yakni untuk medali emas 400 juta rupiah, perak 200 juta rupiah, dan perunggu 50 juta rupiah.
"Bonus tidak berubah, sama seperti yang diberikan pada atlet di Asian Games 2010 Guangzhou, Tiongkok, empat tahun lalu," ujar dia.
Meski begitu, Menpora berharap pemerintahan mendatang mampu menemukan solusi terbaik dalam mewujudkan bentuk apresiasi kepada atlet karena pemberian bonus dipandang bersifat instan.
"Saya selalu bicara jangan utamakan bonus, tapi utamakan pendidikan atau cara agar atlet tetap memiliki masa depan meski sudah melewati usia emas. Tapi, bonus ini suatu keniscayaan dan selalu ditanyakan, mau tidak mau harus diberikan," ujar Roy.
Pada Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, 19 September-4 Oktober 2014, kontingen Indonesia finis di urutan ke-17 atau turun dua peringkat pada ajang serupa empat tahun lalu. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Ratusan Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka dalam Pertempu...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia mela...