Bos Alibaba Jack Ma Jadi Penasihat E-Commerce Indonesia
Rudiantara mengatakan penasihat tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan perdagangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia di kancah internasional.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, mengatakan CEO Alibaba Group, Jack Ma akan menjadi penasihat e-commerce (perdagangan elektronik) pemerintah Indonesia yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
"Bukan penasihat Pak Jokowi. Rencananya kan nanti kalau roadmap e-commercenya sudah diresmikan dalam bentuk Perpres, nanti ada namanya steering committee. Nah steering committee ini terdiri dari para menteri, ketuanya adalah Menko Perekonomian. Karena e-commerce Indonesia ini harus diposisikan di internasional," kata Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, hari Jumat (9/9).
Rudiantara mengatakan penasihat tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan perdagangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia di kancah internasional.
"Untuk apa? Untuk meningkatkan perdagangan kita dari UKM. Sehingga kita perlu eksposur internasional. Juga di dalam negeri meningkatkan investasi, sehingga kita butuh yang namanya advisor terhadap steering committee tadi," kata dia.
Rudiantara menjelaskan Jack Ma akan menjadi penasihat untuk steering committee yang dibentuk pemerintah Indonesia.
"Advisor ini terdiri dari tokoh-tokoh internasional yang relevan yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas. Kemarin kita di Tiongkok ketemu Alibaba, saya usulkan salah satunya adalah Jack Ma," kata dia.
"Saya sekarang sedang mencari sekelas Jack Ma juga yang lain. Agar orang di internasional melihatnya, wah Indonesia ini serius dan mereka membuka akses pasarnya terutama untuk UKM," dia menambahkan.
Menurut Rudiantara, pemerintah Indonesia sedang mengurus adminitrasi status penasehat Jack Ma. Dia mengatakan telah melakukan koordinasi dengan pihak Alibaba.
"Secara prinsip administrasi sedang saya selesaikan. Saya susah bilangnya, tetapi kalau dilihat di Twitternya mereka Jack Ma accept. Sekarang saya sudah komunikasi dengan executive-nya Alibaba bagaimana memformalkan ini," kata Rudiantara.
Rudiantara mengatakan ke depan Jack Ma tidak akan selalu berada Indonesia, secara teknis masukan dan saran dari Jack Ma akan dilakukan secara komunikasi digital atau media virtual.
"Advisor itu, kita kan kebiasaan yang namanya advisor itu bahasa Indonesia nya penasihat. Selalu harus ada di sini. Dalam konteks internasional tidak perlu. Kita akan mungkin bisa rapat setahun sekali fisiknya ya, tetapi kan kalau advice kan saya bisa email, video conference, dan sebagainya," kata Rudiantara.
During Pres. Widodo's visit to HQ today, Ma accepted an offer to be an economic advisor to the Indonesian govt. #G20 pic.twitter.com/si0XTkHN3p
— Alibaba Group (@AlibabaGroup) 2 September 2016
Dukung UKM Indonesia
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta miliarder Tiongkok, Jack Ma, untuk menjadi penasihat ekonominya untuk KTT G20 yang dijadwalkan berlangsung 4-5 September di Hangzhou, TIongkok.
Jokowi menyampaikan keinginannya itu kepada pendiri Kelompok Bisnis Alibaba itu dalam kunjungannya ke Hangzhou, provinsi Zhehiang pada hari Jumat (2/9), sebagaimana dilaporkan oleh China Daily.
Dalam kesempatan itu, Widodo menyatakan bahwa ia berharap untuk meningkatkan kerjasama antara perusahaan kecil dan menengah di Indonesia dengan grup Alibaba. Dia juga meminta bantuan Jack Ma dalam memungkinkan 56 UKM Indonesia untuk menembus pasar Tiongkok dan global.
Ma, yang menyambut positif undangan tersebut, menyatakan bahwa visi dan dukungan pemerintah Indonesia terhadap UKM konsisten dengan visi Alibaba. Dia juga mendampingi Jokowi dan Ibu Negara Indonesia, iriani, selama kunjungan mereka ke markas Alibaba Xixi.
Ma mengatakan model bisnis perusahaannya cocok untuk pasar Indonesia dengan penduduk yang besar dan UKM yang banyak, yang memberikan potensi besar dalam industri e-commerce. Ia juga yakin bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari apa yang Alibaba tawarkan.
Jack Ma, yang merupakan ketua gugus tugas pengembangan UKM B20, sedang menyiapkan platform perdagangan dunia elektronik (electronic world trade platform, eWTP) pada KTT G-20, untuk membantu sektor swasta meningkatkan perdagangan global.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...