Loading...
RELIGI
Penulis: Melki 12:15 WIB | Selasa, 10 September 2024

BPIP: Sri Paus dan Imam Besar Istiqlal Jadi Teladan Umat Beragama

BPIP: Sri Paus dan Imam Besar Istiqlal Jadi Teladan Umat Beragama
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (kanan) mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kiri) usai mengunjungi masjid tersebut di Jakarta, Kamis (5/9/2024). ANTARA
BPIP: Sri Paus dan Imam Besar Istiqlal Jadi Teladan Umat Beragama
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. HO-Pusat Media Damai BNPT.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menilai kerukunan dan persahabatan yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi teladan bagi umat beragama.

"Menjadi teladan bagi para tokoh agama dan umat beragama untuk saling memberi, saling menerima perbedaan dan keragaman," ujar Benny di Jakarta, Selasa (10/9).

Benny merujuk pada momen Paus Fransiskus yang melakukan kunjungan ke Masjid Istiqlal Jakarta, yang terletak berdekatan dengan Gereja Katedral.

Ia menilai momen keakraban antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi simbol inklusivitas dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Momen tersebut, menurut dia, patut disyukuri karena mencerminkan keindahan kemajemukan yang dikelola dengan baik.

Paus Fransiskus juga memuji prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia, dan menilai keberagaman yang terawat sebagai harta tak ternilai.

"Persahabatan antara Imam Masjid Istiqlal dan Paus Fransiskus tidak melanggar peraturan dari agama Katolik. Persahabatan antarumat beragama kita lihat sebagai fenomena yang manusiawi saja, justru agama seharusnya mengajarkan persaudaraan, bukan permusuhan," ujarnya.

Ia berharap momen berharga ini dapat menjadi inspirasi bagi para tokoh agama lainnya untuk membangun persahabatan, saling menghargai perbedaan, dan terus menjaga kemajemukan bangsa.

Benny meyakini hal tersebut akan berimbas pada umat beragama di akar rumput sehingga mereka menjadi lebih rukun dan mampu menjiwai konsep perdamaian dalam keberagaman.

Ia juga mendorong dialog budaya sebagai sarana untuk menyelesaikan konflik dan memajukan nilai-nilai kemanusiaan serta keadilan.

“Dalam dialog itu kita bisa mewujudkan apa dikatakan Bung Karno, Indonesia harus menjadi taman sari dunia. Meskipun berbeda suku, etnis, agama, keturunan, kita tetap menjadi bangsa yang mengutamakan nilai-nilai cinta kasih, kemanusiaan, dan kerja sama," ucapnya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home