BPLS buang Lumpur ke Sawah, Warga Emosi di DPRD Sidoarjo
SIDOARJO, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 100 korban lumpur yang tergabung dalam Korban Lumpur Menggugat (KLM) mendatangi DPRD Sidoarjo, pada Jumat kemarin (29/11) di Jawa Timur. Mereka mengeluh soal kondisi sawahnya yang tercemar oleh air lumpur yang dibuang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) ke Kali Ketapang.
Sesampai di dewan, mereka mengaku kecewa karena BPLS yang bertanggungjawab soal penanganan lumpur yang keluar dari bekas area sumur Banjar Panji I milik Lapindo Brantas Inc (LBI), tidak datang dalam pertemuan di dewan.
Bahkan, para korban lumpur yang di temui Emir Firdaus, Taufiq Hidayat dan H Mahmud, yang kesemuanya anggota Pansus Lumpur, sempat emosi di Komisi D DPRD Sidoarjo. Saat itu, mereka juga sempat meneriaki para anggota dewan DPRD Sidoarjo.
"Habisnya kami diberitahu kalau BPLS tidak datang. Kami jauh-jauh ke dewan dan tidak masuk kerja, sampai di dewan tidak ada hasil apa-apa," ucap Sugito warga Penatarsewu RT 7 RW 2 Tanggulangin.
Sugito mengaku kecewa dengan kinerja BPLS karena selain mengecewakan, lembaga itu melecehkan juga aktifitas pembuangan lumpur ke sungai Ketapang dan merugikan petani setempat. "Kami minta segera ada keputusan soal ganti rugi gagal panen dan hentikan pembuangan lumpur ke sungai Ketapang," ungkap warga Penatarsewu itu.
Salah satu anggota Pansus Lumpur, Taufiq Hidayat mengaku ada kesalahpahaman komunikasi soal pertemuan ini. Dia menungkapkan, masa jabatan Pansus Lumpur sebetulnya sudah habis per 23 Oktober 2013 itu.
Menurut dia, soal surat rapat ini sudah diajukan ke pimpinan, tapi belum ada keputusan. “Dewan minta maaf soal kesalahpahaman komunikasi ini dan akan terus mengawal dan membantu korban lumpur dalam dan luar peta," ungkap politisi yang mendampingi para korban lumpur itu. (beritajatim)
Editor : Bayu Probo
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...