GKR Hemas: Karakter Pengkhianatan Terus Terjadi Di Negeri Ini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Keragaman budaya merupakan realitas bangsa Indonesia dan menjadi kekuatan jati diri bangsa. Karena itu sistem politik Indonesia harus menjamin proses pengelolaan keberagaman sehingga dapat menjaga serta memelihara rasa hormat dan toleransi atas keberagaman budaya yang ada. Hal ini disampaikan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dalam orasi kebudayaan ‘Kebangsaan dan Kebhinekaan’ dalam penutupan kegiatan ‘Dengar Kesaksian: Bicara Kebenaran, Memutus Lingkar Kekerasan’ di Ruang Teater Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta pada Jumat (29/11).
GKR Hemas menyebutkan bahwa kondisi politik Indonesia saat ini ironis dan kian memprihatinkan. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) terus menerus berlangsung sementara kekerasan yang dialami perempuan dan pelbagai kelompok yang dimarjinalkan dengan alasan perbedaan budaya, agama, dan kepercayaan, dan sebagainya terus berlangsung.
“Ini menandai adanya karakter pengkhianatan terus terjadi di negeri ini. Negara yang lemah, terus menerus melakukan pembiaran, memfasilitasi, bahkan tidak sedikit yang menjadi pelaku,” kata permaisuri Sultan Hamengkubuwana X ini dalam orasi kebudayaannya.
Lanjutnya, “Lahirnya begitu banyak kebijakan konstitusional yang bersikap diskriminatif mencerminkan bahwa nilai dan sikap politik saat ini makin terseret dalam paradigma mayoritas minoritas. Kondisi ini kian menyesatkan orientasi kebangsaan kita. Gejala degradasi kebangsaan sudah makin subur dan berkembang menjadi ancaman paling serius yang akan memperbanyak potensi disintegrasi bangsa.”
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2009-2014 ini menyatakan bahwa semua peraturan nasional dan daerah harus ditinjau dan ditata kembali sesuai dengan orientasi kekuatan bangsa Indonesia dengan kondisi masyarakatnya yang multikultur. Paradigma mayoritas minoritas tidak boleh ada lagi dan negara harus memberikan tanggungjawab perlindungan dan rasa aman bagi siapa saja tanpa membeda-bedakan apa pun latar belakangnya.
GKR Hemas juga menyoroti konflik sumber daya alam yang ada di Indonesia.
“Kita semua tahu bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia selama ini telah diselewengkan untuk kepentingan asing di tengah kebodohan dan sikap korup para penyelenggara negara. Pengelolaan sumber daya alam bahkan sering melahirkan banyak problem yang meminggirkan masyarakat sekaligus menjadi alasan adanya kekerasan dalam masyarakat. Oleh karenanya kita harus memperjuangkannya kembali makna pengeloaan sumber daya alam hanya untuk tujuan yang bisa mensejahterakan masyarakat. “
Lanjutnya, “Praktik ekonomi daerah harus dikembalikan kepada upaya mendekatkan wujud kesejahteraan masyarakat dan bukan justru menyuburkan praktik KKN sesuai selera politik yang melemahkan persatuan kita.”
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...