BPS Bantah Menutupi-nutupi Data Kemiskinan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin membantah tuduhan terkait penyembunyian data kemiskinan yang seharusnya sudah dikeluarkan pada bulan Agustus lalu.
“Tidak ada yang kita tutupi. Karena sampel diperbesar sehingga perlu waktu yang agak lama. Empat kali lipat sampelnya itu,” kata Suryamin kepada satuharapan.com usai menggelar konferensi pers mengenai data inflasi Agustus 2015 di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
“Yang tadinya hanya 75.000 rumah tangga sekarang kita perbanyak menjadi 300.000 rumah tangga untuk membuat angka kemiskinan level kabupaten kota. Ya, bayangkan 75.000 jadi 300.000 kan empat kali lipat. Kalau sebelumnya dua bulan proses pengerjaannya, yang sekarang membutuhkan waktu lebih lama lagi. Harusnya delapan bulan.”
Saat ini, kata dia, proses pengolahan datanya sudah mencapai akhir karena harus mencakup 500 kota/kabupaten. Selain itu dalam proses pengolahan datanya juga beberapa kelas sosial masyarakat harus terwakili.
Dia memprediksikan data kemiskinan akan keluar awal atau akhir bulan September 2015.
Beberapa waktu yang lalu Institution for Development for Economic and Finance (INDEF) mempertanyakan BPS tak kunjung mengeluarkan data kemiskinan. Mereka menduga data tersebut disembunyikan karena angkanya semakin memburuk.
"Menjadi pertanyaan besar ketika di dalam pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo tahun ini di parlemen, indikator yang berkaitan dengan kemiskinan dan pengangguran tidak disampaikan," ujar Peneliti INDEF, Fadhil Hasan, di kantor INDEF Jakarta Selatan hari Senin (24/8) sebab biasanya data tersebut diungkapkan.
Menurutnya, data tersebut penting diungkapkan karena bagi pemerintah, data itu dipakai untuk mengevaluasi, merencanakan dan menentukan program-program untuk mencapai target pembangunan nasional.
Editor : Eben E. Siadari
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...