BPS: Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Naik 6,87 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan ketiga tahun 2015 naik sebesar 6,87 persen terhadap triwulan ketiga tahun 2014.
“Kenaikan tersebut disebabkan naiknya produksi industri tembakau sebesar 19,17 persen, industri mesin dan perlengkapan sebesar 19,12 persen serta industri bahan kimia dan barang dari kimia sebesar 18,53 persen,” kata Kepala BPS Suryamin saat mengumumkan Perkembangan Indeks Harga Konsumen di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, hari Senin (2/11).
Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri kayu, barang dari kayu, anyaman rotan turun 5,88 persen, industri logam dasar turun 5,87 persen, serta industri barang logam bukan mesin dan peralatannya turun 2,68 persen.
Suryamin melanjutkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan ketiga tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,31 persen bila dibandingkan triwulan kedua tahun 2015 (q-to-q).
Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 7,69 persen, industri kertas dan barang dari kertas turun 7,58 persen serta industri logam dasar turun 7,47persen.
Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri pengolahan tembakau naik 32,86 persen, industri bahan kimia dan barang kimia lainnya naik 8,76 persen dan industri farmasi obat dan obat tradisional naik 2,81 persen.
Di tingkat provinsi, terjadi peningkatan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecill triwulan ketiga tahun 2015 (yoy) tertinggi yaitu di Maluku sebesar 24,61 persen, Kalimantan Utara naik 16,60 persen dan Gorontalo naik sebesar 15,79 persen.
Namun, di Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Barat masing-masing mengalami penurunan sebesar 12,92 persen, 10,31 persen dan 9,52 persen pada triwulan ketiga tahun 2015 terhadap triwulan ketiga tahun 2014.
Jika dibandingkan pada kuartal kedua di tahun 2015 (q-to-q), provinsi Kalimantan Utara mengalami kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil sebesar 9,47 persen, Sulawesi Utara naik 7,86 persen dan Papua Barat naik 5,01 persen.
Kemudian provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Bangka Belitung sebesar 6,52 persen, Kalimantan Barat 4,57 persen dan Nusa Tenggara Barat turun 4,28 persen.
Editor : Eben E. Siadari
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...