BPS: Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I 2016 Meningkat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, mengatakan kondisi ekonomi konsumen Indonesia berdasarkan nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan pertama 2016 meningkat dibandingkan triwulan IV 2015.
“Nilai ITK pada triwulan pertama 2016 sebesar 102,89 berati kondisi ekonomi konsumen meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,” kata Kepala BPS, Suryamin dalam konferensi pers "Angka Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2016" di kantor BPS, Jakarta, hari Rabu (4/5).
“Peningkatan kondisi ekonomi konsumen disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, relatif rendahnya pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi, dan meningkatnya tingkat konsumsi. Tingkat optimisme konsumen sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dengan nilai ITK sebesar 102,77,” dia menambahkan.
ITK adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan BPS melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.
Jumlah sampel STK pada triwulan pertama 2016 sebanyak 13.643 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu.
Mulai triwulan I 2015 dilakukan penyempurnaan metode pencacahan dan penghitungan ITK. Responden STK dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan merupakan subsample dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan.
Suryamin mengatakan, meningkatnya kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional terjadi pada 25 provinsi sedangkan delapan provinsi mengalami penurunan.
“Terdapat 12 provinsi sebesar 36,36 persen dari 33 provinsi, yang memiliki indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Maluku dengan nilai ITK sebesar 109,96, sedangkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki nilai ITK terendah, yaitu sebesar 94,71,” katanya.
Perkiraan Triwulan II 2016
Sementara itu Suryamin memperkirakan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan dua akan meningkat dibanding triwulan sebelumnya dan tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi.
“Nilai ITK nasional pada triwulan dua 2016 diperkirakan sebesar 106,56 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan meningkat. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama 2016 dengan nilai ITK sebesar 102,89.
Menurutnya, perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen di Indonesia terjadi pada seluruh provinsi di Indonesia.
“Terdapat 15 provinsi sebesar 45,45 persen diperkirakan memiliki nilai indeks di atas nasional,” kata Kepala BPS.
“Provinsi yang memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai ITK sebesar 123,60, dan nilai ITK terendah di Provinsi Jambi dengan nilai ITK sebesar 100,10,” dia menambahkan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...