BPS: Terjadi Deflasi di 51 Kota Akibat Harga BBM Turun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan terjadinya inflasi negatif atau deflasi sebesar 0,24 persen pada Januari 2015 dipicu oleh penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menyumbang penurunan pengeluaran pada beberapa sektor terutama transportasi.
"Deflasi 0,24 persen disebabkan oleh penurunan harga di kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Terbesar karena penurunan harga BBM," kata Kepala BPS Suryamin pada pemaparan di Jakarta, Senin.
Berdasarkan 82 kota yang disurvei BPS, menurut dia, terjadi deflasi di 51 kota dan 31 kota lainnya mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi, ujar dia, terjadi di Padang, Sumatera Barat, sebesar 1,98 persen, sedangkan terendah terjadi di Bandung, Jawa Barat, dan Madiun, Jawa Timur masing-masing sebesar 0,05 persen,
"Sementara, inflasi tertinggi terjadi di Ambon, Maluku, sebesar 2,37 persen, dan terendah di Malang 0,04 persen," ujar dia.
Deflasi Januari sebesar 0,24 persen, menurut Suryamin, disumbang oleh penurunan indeks kelompok pengeluaran sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,04 persen.
Sedangkan untuk indeks kelompok pengeluaran lainnya, meskipun telah terjadi penurunan harga BBM, masih menunjukkan kenaikan indeks pengeluaran.
Misalnya, kata dia, di kelompok bahan makanan terjadi kenaikan indeks pengeluaran 0,60 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,65 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,80 persen, kelompok sandang 0,85 persen, kelompok kesehatan 0,66 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,26 persen.
Dengan deflasi 0,24 persen pada Januari 2015, BPS mencatat tingkat inflasi inti (core inflation) sebesar 4,99 persen.
Adapun secara tahun ke tahun (year on year) atau dibandingkan Januari 2014, laju inflasi tercatat 6,96 persen.
Berkaca ke belakang, Suryamin menuturkan, baru terjadi tiga kali deflasi pada indeks harga konsumen sejak 1973.
"Kalau kita lihat dari 1973, hanya 3 kali pada Januari terjadi deflasi. Januari 1973 (inflasi) minus 1,65 persen, Januari 2009 minus 0,07 persen, sekarang minus 0,24 persen," ujar Suryamin.
Pemerintah menetapkan target inflasi 5 persen dalam Rancangan APBN-Perubahan 2015. Sedangkan, Bank Indonesia mengarahkan inflasi di 4 persen plus minus 1 persen pada 2015.(Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...