BPS:Indeks Kebahagiaan Jomblo Lebih Tinggi daripada yang Menikah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik menegaskan individu yang belum menikah raih indeks kebahagiaan tinggi dari mereka yang sudah berumah tangga.
"Berarti 2014 lalu jomblo-jomblo lebih bahagia daripada yang sudah menikah," kata Kepala BPS, Suryamin saat konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2014 di Gedung BPS, Jl. Dr. Sutomo, Jakarta, Kamis (5/2).
Data Indeks Kebahagiaan Indonesia 2014 yang mengukur tingkat kebahagian orang Indonesia. Dari data tersebut terungkap bahwa orang yang belum menikah (single) ternyata memiliki angka indeks kebahagiaan lebih tinggi.
Dalam skala 0-100 (0 mewakili sangat tidak bahagia dan 100 sangat bahagia), Indeks Kebahagiaan orang yang belum menikah pada 2014 tercatat 68,77 atau naik dibandingkan 2013 yang 64,09.
Sementara pasangan yang sudah menikah memiliki angka indeks kebahagiaan 68,74 di tahun 2014, kalah sangat tipis, yaitu 0,03 dibanding yang masih menjomblo.
Suryamin menjelaskan Indeks Kebahagiaan merupakan ukuran kebahagiaan penduduk Indonesia diukur dari sepuluh aspek kehidupan.
Suryamin menjelaskan semakin tinggi presentas angka indeks menujukkan tingkat kehidupan yang semakin berbahagia.
“Aspek-aspek yang melandasi perhitungan yang kami lakukan adalah kondisi rumah dan aset, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, keharmonisan keluarga, keadaan lingkungan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset,” Suryamin menambahkan.
“Pasangan yang bercerai saat masih hidup memiliki angka indeks kebahagiaan meningkat 5,59 poin menjadi 65,04 di tahun 2014, dan pasangan cerai mati dengan indeks angka kebahagiaan mencapai 65,80 di tahun 2014,” Suryamin menambahkan.
BPS melakukan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia melalui survei pengukuran tingkat kebahagiaan pada bulan Juni-Juli tahun 2014 dengan sampel 70.361 rumah tangga yang tersebar di Indonesia. Dengan mengukur pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, keharmonisan keluarga, kondisi keamanan dan lingkungan hidup sebagai aspek penilaian.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...