Brasil Marah atas Eksekusi Warganya
SAO PAULO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Brasil merasa “kecewa dan marah” setelah Indonesia menolak permohonannya yang telah disampaikan berulang kali dan mengeksekusi seorang warga negaranya yang terbukti menyelundupkan narkotika, ujar seorang juru bicara pada Sabtu (18/1).
Presiden Brasil menarik duta besarnya di Jakarta setelah sebelumnya Belanda juga melakukan hal yang sama.
“Presiden Dilma Roussef mencermati – dengan penuh kekecewaan dan kemarahan – atas eksekusi warga Brasil Marco Archer di Indonesia pada hari ini,” kata sebuah pernyatan dari juru bicara terkait eksekusi itu, yang pertama kalinya menimpa warga Brazil di luar negeri.
Indonesia mengeksekusi enam terpidana kasus narkotika, termasuk lima terpidana yang merupakan warga negara asing, dalam eksekusi pertama yang dilaksanakan di bawah Presiden baru Joko Widodo.
Warga asing yang dieksekusi karena kasus narkotika itu berasal dari Brasil, Belanda, Vietnam, Malawi dan Nigeria.
Roussef pernah memohon secara pribadi kepada presiden Indonesia untuk menghentikan eksekusi tersebut.
“Presiden Dilma sangat menyesalkan bahwa permohonan terakhirnya, yang telah disampaikan berulang kali, tidak direspons oleh Presiden Indonesia,” tambah pernyataan dari pihak Brasil.
“Menjatuhkan vonis mati, yang semakin ditolak oleh komunitas internasional, sangat memengaruhi hubungan antara kedua negara.”
Marco Archer Cardoso Moreira (53) dari Rio de Janeiro terbukti menyelundupkan kokain ke wilayah Indonesia pada 2004.
Festival Film Berlin Tinggalkan Medsos X
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Festival Film Berlin menjadi festival film papan atas Eropa terbaru yang ...