Hujan dan Gelombang Tinggi di Lokasi Evakuasi AirAsia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pangkalan Bun memperkirakan hujan dan gelombang tinggi hingga 3.5 meter terjadi di perairan lokasi evakuasi badan pesawat AirAsia QZ8501.
Berdasarkan keterangan Kepala BMKG Pangkalan Bun Lukman Soleh yang diterima di Jakarta, Minggu (16/1), hujan lebat berpotensi terjadi pagi ini di sekitar lokasi temuan badan pesawat.
Terpantau dari radar BMKG, ia mengatakan daerah yang terdapat awan hujan pagi ini terkonsentrasi di sekitar wilayah Selat Karimata. Untuk itu tim di lapangan agar waspada terhadap keadaan ini termasuk adanya awan Cumulonimbus yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin dan kenaikan tinggi gelombang.
Hari ini, menurut dia, kembali potensi hujan di sekitar lokasi masih cukup tinggi, termasuk juga di daerah-daerah disekitarnya. Dan menjelang siang kondisi cuaca relatif membaik, walaupun hujan masih membayangi kegiatan evakuasi badan pesawat AirAsia.
Semoga tim evakuasi menemukan solusi untuk segera mengevakuasi obyek-obyek yang menjadi target hari ini, ujar Lukman.
Selain itu, ia juga mengatakan tim SAR gabungan perlu mewaspadai ketinggian gelombang laut maksimum yang masih sama sperti kemarin dimana dapat mencapai 2.0 - 3.5 meter sehingga berpotensi menyulitkan proses evakuasi. Kondisi arus permukaan laut 25-70 centimeter per detik dari arah barat sedangkan angin berkisar antara 15-20 knot.
Dengan kondisi laut ini dan ditambah dengan potensi hujan yang cukup tinggi, ia menghimbau kepada tim evakuasi agar selalu waspada dan tetap berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan tim gabungan akan mengevakuasi badan pesawat Air Asia dengan register PK-AXC untuk memastikan tidak ada korban tertinggal di dalamnya.
Keputusan mengangkat badan pesawat diambil setelah upaya penyelaman untuk mengevakuasi satu per satu jenazah dari korban yang sekiranya ada di dalamnya sulit dilakukan karena kuatnya arus di dalam laut.
Ada tiga opsi evakuasi yang diajukan. Pertama, dengan menggunakan cara yang sama yakni memanfaatkan balon pengapung untuk mengangkat ekor pesawat.
Kedua, dengan menggunakan crane yang ditempatkan di tugboat dan diangkut ke ponton. Ketiga, mendatangkan balon-balon pengapung dan peralatan dari Batam.
Hingga berita ini diturunkan proses evakuasi belum dilakukan karena terkendala kondisi cuaca di lokasi penemuan badan pesawat Air Asia yang seharusnya menerbangkan 155 penumpang dan tujuh awak pesawat dari Surabaya ke Singapura pada Minggu (28/12). (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...