Brasil Tolak Bantuan Kebakaran Hutan G7 Senilai 20 Juta Dolar
BRASIL, SATUHARAPAN.COM – Negara-negara industri G7 menawarkan bantuan segera senilai 20 juta dolar AS (Rp285 miliar) kepada Brasil untuk penanggulangan kebakaran hutan. Tetapi Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menolak. Ada apa?
Menteri Utama kabinet Presiden Jair Bolsonaro, Onyx Lorenzoni, mengatakan kepada kantor berita Brasil "G1", dana 20 juta yang ditawarkan G7 sebaiknya digunakan saja untuk penghijauan hutan-hutan di Eropa. Kantor kepresidenan Brasil sebelumnya menyatakan, negara itu menolak tawaran bantuan dari G7.
Pada pertemuan puncak kelompok G7 di Prancis akhir minggu lalu, disepakati bantuan segera untuk penanggulangan kebakaran hutan luas di Brasil. Negara-negara industri yang tergabung dalam G7 menawarkan bantuan dana senilai 20 juta dolar AS (Rp 285 miliar).
Tuan rumah KTT G7 Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (26/8) mengatakan, dana itu terutama bisa digunakan untuk menyewa pesawat pemadam kebakaran. Selain itu, dana tersebut akan disalurkan untuk proyek-proyek penghijauan kembali. Masalah kebakaran hutan Amazon di Brasil menurut rencana juga akan dibahas di sidang pleno PBB September mendatang.
Presiden Bolsonaro Tegas Menolak
Namun, ternyata tawaran bantuan itu ditolak oleh Pemerintah Brasil secara tegas. Menteri Utama Onyx Lorenzoni lalu mengatakan, Macron sebaiknya berkonsentrasi pada masalah "di negaranya sendiri", dan di kawasan "bekas daerah jajahannya".
Pemerintah Brasil pada beberapa hari terakhir, memang melancarkan kritik tajam ke arah Macron. Mereka menuduh Presiden Prancis itu punya "mentalitas kolonial" dan ingin menginstrumentalisasi isu kebakaran hutan Amazon. Lorenzoni bahkan mengeluarkan kata-kata yang melecehkan istri Macron, Brigitte.
Presiden Jail Bolsonaro diberitakan kesal, karena menganggap bahwa negara-negara G7 ingin ikut campur dalam masalah dalam negerinya.
"Kami tidak terima, bahwa Presiden Macron lalu menyerang kawasan Amazon dan menyembunyikan maksud sebenarnya di balik selubung aliansi G7 untuk penyelamatan kawasan Amazon, sepertinya kami adalah daerah jajahan atau daerah tak bertuan," tulis Bolsonaro di Twitter.
Paru-paru Dunia
Kawasan hutan Amazon disebut paru-paru dunia, karena bisa mengikat jumlah besar CO2 dan sangat penting bagi iklim dunia. Sejak bulan Januari tahun ini, kebakaran hutan di Brasil makin meluas. Dibandingkan periode yang sama tahun 2018, titik kebakaran hutan meningkat hampir 80 persen dan kini mencapai lebih 80.000 titik api, kata dinas antariksa Brasil INPE, yang secara rutin membuat foto kawasan dari satelit.
Kelompok pencinta lingkungan dan masyarakat asli di kawasan Amazon menuduh Presiden Bolsonaro telah memberi keleluasaan kepada para petani, penebang hutan dan peternak untuk membakar hutan guna membuka lahan baru.
"Ada dugaan, (kebakaran) ini adalah sesuatu yang direncanakan, sudah sejak lama," kata Jaksa Agung Brasil Raquel Dodge. Dia sekarang melakukan pengusutan terkait dugaan pembakaran hutan secara sengaja.
Kelompok petani dan peternak lokal membantah tuduhan itu. "Tidak ada yang ingin ada kebakaran yang bisa meluas di luar kendali," kata Agamenon da Silva Menezes, Ketua Asosiasi Petani dan Peternak setempat. (dw.com)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...