BRIN dan Mitra Rilis Empat Varietas Baru Tanaman Pinang, Tembakau dan Kakao
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan berhasil melepas empat varietas unggul baru perkebunan, yaitu varietas Pinang Wangi Sikucua, varietas Tembakau Kemloko 7 dan Kemloko 8 serta varietas Kakao BB1.
Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Dwinita Wikan Utami, pada 1 November, mengungkapkan, keempat varietas baru tersebut sukses dilepas pada sidang pelepasan varietas tanaman perkebunan semester II tahun 2023 tanggal 25-27 Oktober 2023 lalu oleh Direktorat Perbenihan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Varietas Pinang Wangi Sikucua adalah varietas lokal hasil kerja sama BRIN dengan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Varietas tembakau Kemloko 7 dan Kemloko 8 dilepas sebagai varietas hasil pemuliaan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Temanggung dan Balai Standarisasi Instrumen Pertanian Tanaman Pemanis dan Serat, Kementerian Pertanian.
Sedangkan varietas kakao BB1 dilepas sebagai varietas hasil pemuliaan kerja sama dengan PT. Mars Symbioscience Indonesia.
Dia sangat optimis dengan bertambahnya jumlah varietas baru akan berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor komoditas perkebunan. Apalagi saat ini beberapa tanaman perkebunan termasuk kakao, tembakau dan pinang wangi masih menjadi andalan bagi pendapatan nasional dan berpotensi mendulang devisa negara.
Oleh karena itu, riset, inovasi dan kolaborasi dengan berbagai mitra masih sangat diperlukan untuk peningkatkan produktivitas tanaman perkebunan yang nantinya akan mendongkrak nilai ekspor komoditas perkebunan.
Keunggulan Varietas Baru
Terdapat sejumlah keunggulan dari varietas pinang, tembakau dan kakao. Pinang Wangi Sikucua adalah pinang yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Keunggulan Pinang Wangi ini memiliki jumlah tandan yang lebih banyak, yaitu 6,14 buah pertahun dibandingkan varietas pinang yang telah dirilis sebelumnya.
Tak hanya itu, varietas baru pinang ini memiliki wangi pandan pada daging buah, kulit buah, mayang bunga, daun, batang dan akarnya. Potensi benihnya dari 650 PIT sebanyak 369.407 butir per tahun. Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan benih untuk pengembangan atau peremajaan seluas 256,76 hektare per tahun.
Untuk varietas Tembakau Kemloko 7 dan Kemloko 8 juga memiliki keunggulan tersendiri. Tembakau Temanggung ini merupakan tembakau aromatis yang digunakan sebagai bahan baku utama rokok kretek. Keunggulan varietas baru tembakau ini diyakini lebih tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum) dan cendawan (P. nicotianae), serta moderat tahan terhadap nematoda puru akar (Meloidogyne spp).
Selanjutnya untuk varietas Kakao BB1 (Buntu Batu 1) yang ditanam oleh petani Kecamatan Bupon, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan memiliki keunggulan dapat menghasilkan nilai buah yang lebih tinggi. Analisis finansial usaha tani kakao klon BB1 menunjukkan tingkat kelayakan yang tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat produktivitas klon BB1 yang tinggi dengan rata-rata produksi lebih dari dua kilogram hingga 3,5 kilogram biji kering per pohon dari umur empat sampai 25 tahun.
Sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan kakao BB1, saat ini telah di bangun kebun entres kakao berlokasi di Stasiun Riset Kakao desa Tarengge Kecamatan Wottu Luwu seluas 0,5 hektare dengan populasi 1.000 pohon dan di Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...