Buat Resolusi Tahun Depan Yuk
“It is important that when we make a resolution, or establish a goal, that we take the ACTION necessary to accomplish that goal.”― Steve Maraboli
SATUHARAPAN.COM - Setiap tahun umumnya kita punya resolusi dan target pribadi. Awal tahun menjadi ajang membuka lembaran baru untuk memulai sesuatu yang baru pula. Jadi, lebih sering dimanfaatkan banyak orang untuk membuat momentum baru agar terwujud.
Menurut KBBI, resolusi berarti keputusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyatan tertulis biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Dengan kata lain, adanya keputusan yang dibuat oleh diri sendiri khususnya tentang tuntutan pribadi.
Resolusi berasal dari diri sendiri maupun orang lain yang menyarankan diri kita sendiri untuk berubah ke arah lebih baik. Tetapi, paling berperan dalah diri sendiri yang menentukan. Perlu ingat juga, bahwa resolusi harus jelas dan realistis agar dapat tercapai dan menurut (diri sendiri) apakah target tersebut penting, sehingga ‘harus’ dicapai.
Ada penelitian yang menjelaskan SMART untuk membantu kita mencapai resolusi. SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely). Mari dibahas satu per satu tentang SMART.
Specific kita harus jelas membuat resolusi tadi. Melibatkan 5W (What, When, Where, Who, Why). Contoh mau turun berat badan berapa kilo dan berapa lama, dimana dilakukannya, kenapa penting, siapa yang mau menjalankan. Contoh lainnya, mau punya pasangan, seperti apa pasangannya, apa yang bisa dilakukan, kapan menjalankannya, siapa target misalnya, kenapa penting mencari pasangan, dimana mencarinya. Pertanyaan tersebut bisa berkembang lagi ya, karena yang penting 5W-nya tadi.
Measurable alias dapat terhitung, Jeffrey Gardere seorang psikolog menyarankan bahwa kita perlu mencatat perkembangan atau pun progress kita. Misalnya, sudah berapa hari dilaksanakannya atau apakah sudah tercapai dan kalau sudah tercapai bagaimana. Dari sini pun, kita jadi lebih tergambar usaha yang kita lakukan sudah maksimal atau belum atau masih dapat dikembangkan lagi.
Achievable apakah resolusi kita bisa dijangkau atau diraih. Intinya bagaimana mencapai resolusi kita agar lebih konkrit. Jika kita membuat target yang sulit kita capai, maka akan membuat kita frustasi dan mudah menyerah. Jadi, perlu pelan-pelan bertahap. Misalnya, mau turun berat badan dalam seminggu 1 kilogram dulu. Bukan seminggu langsung 10 kilogram. Perlu bertahap.
Relevant apakah tujuan resolusi itu penting buat diri sendiri. Salah satu pertanyaannya, apakah resolusi ini patut diperjuangkan dan apakah kita bisa melakukannya dengan konsisten? Jadi, hal ini bisa sebagai pertimbangan kita membuat resolusi.
Timely adanya batasan waktu dan batasan untuk diri sendiri. Supaya kita dapat fokus, maka perlu dijadwalkan. Ibaratnya waktunya kapan mau mulai dan kapan selesainya. Apakah per minggu, per bulan, per tahun?
Nah, setelah memikirkan hal tadi kita perlu konsisten menjalankannya ya. Karena menurut Joseph Luciani, biasanya resolusi hanya antusias diawal saja, minggu-minggu berikut atau bulan berikutnya sekitar 80% orang sudah tidak menjalankan resolusi yang ditargetkan sendiri. Untuk menghindari berhenti ditengah, sepertinya bisa mencari bantuan professional agar dapat lebih terarah ya. Good luck.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...