Bukan Hanya Hak, Tetapi Juga Kewajiban
SATUHARAPAN.COM – Jika semua penduduk Indonesia yang memiliki hak pilih datang ke TPS lusa nanti dan menggunakan hak pilihnya, maka akan ada lebih dari 150 juta suara yang masuk. Bukan main potensialnya bangsa kita!
Sayangnya, sebagian pemilih tidak akan menggunakan haknya. Berbagai alasan: sakit, berada di luar negeri, mendadak berhalangan, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, pemilih yang dengan sengaja tidak memilih, diperkirakan jumlahnya terbesar di antara semuanya. Pemilih yang karena tak tahu harus memilih siapa dan partai mana, yang kecewa atas prestasi wakil rakyat di periode terakhir ini, dan yang kehilangan kepercayaan akan caleg, kemungkinan besar adalah mereka yang tak akan menggunakan hak pilihnya itu.
Kita pun pasti menyimpan rasa kecewa akan berbagai skandal yang terjadi pada para anggota parlemen. Belum lagi berulang kali muncul tayangan kursi sidang yang kosong ketika para wakil bergaji tinggi itu ternyata memilih untuk melakukan aktifitas lain sewaktu mereka seharusnya bersidang untuk memutuskan hal penting bagi bangsa ini. Kecewa, itu pasti. Itu adalah hak setiap warganegara. Mengharapkan hasil maksimal dari mereka yang bertanggung jawab atas tugas itu adalah wajar. Dan itu tetap harus kita tuntut.
Namun, kita bukan hanya punya hak. Kita juga punya kewajiban. Margareth Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris, wanita yang amat powerful itu, pernah menyatakan: ”Negara yang ingin maju membutuhkan keterlibatan masyarakatnya. Tugas kenegaraan bukan hanya harus diemban oleh pemerintah dan lembaga legislatif melainkan juga oleh masyarakat”. Dan tentu kita masih ingat kata-kata tenar John F. Kennedy: ”Janganlah bertanya apa yang negara bisa lakukan untukmu, bertanyalah apa yang bisa kau lakukan untuk negaramu.”
Ketika kita memilih untuk tidak memilih, pertanyakanlah: apakah sesungguhnya kita lebih banyak menuntut daripada memberi. Barangkali selain membayar pajak, memilih adalah hal terbesar dalam kita menjalankan kewajiban sebagai warga negara. Saudara dan saya hanyalah satu di antara 150 juta pemilih itu. Mungkin tak ada artinya bila bangsa ini kehilangan satu atau dua suara. Namun, ketika kita memutuskan untuk tidak memilih, sesungguhnya kita telah mengabaikan kewajiban pada negara dan bangsa. Dan juga mengabaikan harapan Tuhan atas kita, karena sebagai makhluk Tuhan, kita berkewajiban ”memberi kepada Tuhan apa yang Tuhan punya dan memberi kepada Kaisar apa yang Kaisar punya”.
Gunakan hak pilih Anda! Negara ini membutuhkannya. Selamat memilih!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...