Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 05:00 WIB | Sabtu, 14 Maret 2015

Bukan Malam Biasa

Apakah orang cukup rendah hati untuk percaya?
Percakapan Yesus dan Nikodemus (foto: istimewa)

Malam itu bukan malam biasa bagi Yesus. Dia kedatangan seorang tamu. Dia sendiri sering menerima tamu. Kebanyakan yang datang kepadanya adalah orang-orang yang memohon kesembuhan. Mereka yakin sekali, Guru dari Nazaret itu akan menyembuhkan mereka. Dan Yesus memang menerima dan menyembuhkan orang yang datang kepadanya.

Tetapi, yang datang malam itu bukan tamu biasa. Dia tidak minta kesembuhan dari penyakit. Dia datang untuk menemui Yesus. Meski dia seorang guru, dia menyapa Yesus sebagai guru pula. Namanya Nikodemus, seorang Farisi.

Yesus menerima tamu itu dengan baik. Meski banyak orang Farisi membenci-Nya, Yesus tahu bahwa Nikodemus memang bukan Farisi pada umumnya. Yesus tahu bahwa Nikodemus hendak mengenal-Nya lebih dalam. Karena itulah, Yesus menerimanya.

Kepada Nikodemus, Yesus mempercakapkan apa yang penting dalam hidup manusia, yakni soal kelahiran kembali. Meski Nikodemus seorang Farisi, orang-orang yang taat akan Taurat, Yesus tetap mengundangnya untuk dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali berarti memercayai penyelamatan Allah dalam karya Anak Manusia. Dan apa yang dilakukan Anak Manusia itu seperti ular tembaga yang dibuat Musa. Orang yang melihat ular tembaga itu langsung sembuh.

Hanya melihat memang. Tetapi, sesungguhnya ini juga bukan hal mudah. Orang yang hanya mengandalkan rasio pastilah sukar mengarahkan pandangan ke ular tembaga itu. Memandang ular tembaga itu berarti percaya kepada Allah yang telah memerintahkan Musa membuat ular tembaga itu. Memandang ular tembaga itu analog dengan memercayai kematian Yesus disalib sebagai tebusan sempurna, menggantikan manusia berdosa.

Kelihatannya gampang: tinggal percaya. Tetapi, persoalan besarnya ialah apakah orang cukup rendah hati untuk percaya? Apakah orang cukup rendah hati untuk mengakui bahwa dirinya berada dalam keadaan tidak selamat, dan karena itu membutuhkan penyelamatan Allah itu?

Butuh kerendahan hati memang. Dan tak semua orang memilikinya!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home