Bulog: Stok Beras Cukupi Kebutuhan Akhir Tahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Alimoeso mengatakan stok beras cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan menyambut akhir tahun. Harganya pun relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Stok cukup, sehingga kita tidak perlu impor. Jadi posisi sekarang begitu dan harga juga terjaga," ujarnya saat ditemui seusai rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (18/12).
Soetarto menambahkan, Bulog telah menyiapkan berbagai antisipasi untuk menjaga stok beras, sebagai upaya mengatasi peningkatan kebutuhan permintaan akhir tahun serta masalah cuaca yang dapat mengganggu produksi serta distribusi beras.
Ia menjelaskan stok beras yang tersedia dalam gudang Bulog saat ini mencapai 2,1 juta ton dan angka tersebut mencukupi untuk mendukung produksi beras tahun ini, yang tercatat surplus sebesar 5,4 juta ton.
"Pengadaan kita sekitar 10 persen dari kebutuhan selama setahun. Jadi, setiap saat Bulog tidak boleh stok berasnya kurang dari dua juta ton, sepanjang tahun itu diusahakan pada posisi dua juta ton," katanya.
Soetarto mengatakan untuk tahun depan, Bulog akan terus melakukan fungsinya dalam menjaga sistem logistik beras, termasuk menyediakan stok dan melakukan impor apabila dibutuhkan, serta tergantung dari permintaan pasar.
"Demand-nya kita sudah tahu sekian jumlah penduduk. Namun, supply sering terganggu karena cuaca, banjir, dan ada hama, itu yang harus diantisipasi. Kalau semua ada, kemudian pengadaan dalam negeri lancar, harga terjaga, artinya tidak bergejolak, kita tidak perlu impor," katanya.
Impor beras, menurut Soetarto, merupakan salah satu cara tercepat untuk menjaga stok, karena yang terpenting adalah mengupayakan harga beras tetap stabil dan laju inflasi terjaga. Namun, hal tersebut bergantung pada penugasan pemerintah.
Sementara, mengenai kemungkinan Bulog menjadi stabilisator harga komoditas lain seperti gula, Soetarto mengatakan Bulog siap bekerja sama dengan institusi lain termasuk BUMN, agar pasokan dalam negeri mencukupi dan harga-harga stabil.
"Untuk bisa jadi stabilisator gula, Bulog harus menguasai buffer stock, kurang lebih setiap saat kita harus mempunyai 300 ribu ton, sehingga harga tidak bergejolak. Kami siap bekerja sama dengan siapa saja, tentunya bisa dengan berbagai alternatif," katanya.(Ant)
Editor : Sotyati
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...