Investasi China ke Luar Negeri Naik 28,3 Persen
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Investasi luar negeri China naik 28,3 persen menjadi US$ 80,2 miliar (setara Rp 962,4 triliun) dalam 11 bulan pertama tahun 2013. Demikian diumumkan pemerintah China, hari Rabu (18/17), dan menyebutkan angka itu melebihi seluruh investasi luar negeri tahun lalu.
Investasi luar negeri (outbound investment) dihitung berdasarkan penawaran yang ditutup naik 28,3 persen pada Januari - November dari periode yang sama tahun lalu. Kementerian perdagangan mengatakan, yang tertinggi adalah US$ 77,2 miliar selama tahun 2012.
Investasi ke Rusia melonjak 685 persen selama periode 11 bulan tersebut, dan juga melompat 232,2 persen investasi ke Amerika Serikat.
Investasi Energy
China telah secara aktif mengakuisisi aset asing, khususnya di bidang energi dan sumber daya yang membuat kekuasaan ekonomi negara itu berkembang cepat.
Juru bicara Kementerian Perdagangan, Shen Danyang, menjelaskan bahwa lonjakan investasi ke Rusia karena ada "projek yang cukup signifikan,” tanpa memberikan penjelasan spesifik.
Produsen minyak Rusia, Rosneft mengumumkan pada bulan Oktober telah menandatangani memorandum dengan perusahaan negara China, CNPC menciptakan patungan pertama kedua negara dalam bidang pembangunan di kawasan terpencil di Siberia Timur. Nilai kesepakatan itu tidak ditentukan.
CNPC pada bulan Juni juga mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 20 persen saham di projek gas alam cair di Kutub Utara Rusia yang dikenal sebagai LNG Yamal. "China saat ini tertarik untuk berinvestasi di luar negeri yang mengarah ke tingkat pertumbuhan investasi yang tinggi," kata Shen.
Namun seorang pejabat China mengatakan kepada AFP bahwa Beijing berhati-hati mengumumkan tentang investasi di luar negeri karena kekhawatiran tentang penafsiran yang berlebihan oleh media.
Media sering menghubungkan dengan pemerintah, tetapi perusahaan tidak hanya mendengarkan pemerintah. “Mereka membuat keputusan sendiri," kata dia.
Investasi ke China
Namun investasi yang ditujukan untuk Hong Kong menurun sebesar 0,6 persen dan 13,3 persen untuk tujuan Jepang.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa investasi asing ke China naik 5,48 persen dalam perbandingan tahun ke tahun (year on year) pada 11 bulan pertama.
Investasi asing langsung (FDI) yang tidak termasuk sektor keuangan mencapai US$ 105,5 miliar (setara Rp 126,6 triliun) untuk Januari-November, kata kementerian itu.
Investasi dari Uni Eropa melonjak 17,36 persen selama periode Januari – November dibandingkan tahun lalu dan menjadi sebesar US$ 6,8 miliar. Sedangkan ke AS meningkat 8,6 persen menjadi US$ 3,2 miliar.
Sedangkan investasi ke China kebanyakan berasal dari kelompok 10 negara di wilayah Asia, termasuk Hong Kong, Taiwan, Jepang, Thailand dan Singapura. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...