Buntut Pemutusan Hubungan Diplomatik, Polisi Albania Geledah Kedutaan Iran
TIRANA, SATUHARAPAN.COM-Polisi kontra-terorisme Albania menggeledah kedutaan Iran yang kosong di Tirana pada hari Kamis (8/9), beberapa jam setelah diplomat Iran membakar kertas di dalam gedung setelah pemutusan hubungan diplomatik karena serangan cyber.
Albania memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada hari Rabu, ketika Perdana Menteri Edi Rama menyalahkan serangan cyber, yang terjadi pada bulan Juli, pada Republik Islam, dan memberikan diplomatnya 24 jam untuk menutup kedutaan dan meninggalkan negara itu.
Polisi, mengenakan topeng dan helm serta membawa senapan otomatis, memasuki gedung - yang terletak hanya 200 meter (meter) dari kantor Rama, setelah dua mobil dengan pelat diplomatik pergi, kata seorang reporter Reuters melihat.
Tiga puluh menit kemudian, polisi masih berada di dalam. Wartawan yang sama sebelumnya melihat seorang pria di dalam kedutaan melemparkan kertas ke dalam tong berkarat, dengan api menerangi dinding gedung tiga lantai.
Rama mengatakan serangan siber bulan Juli telah “mengancam untuk melumpuhkan layanan publik, menghapus sistem digital dan meretas catatan negara, mencuri komunikasi elektronik intranet pemerintah dan menimbulkan kekacauan dan ketidakamanan di negara ini.”
Washington, sekutu terdekat Albania, juga menyalahkan Iran atas serangan itu dan berjanji untuk “mengambil tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan yang mengancam keamanan sekutu AS.”
Teheran mengecam keras keputusan Tirana untuk memutuskan hubungan diplomatiknya, menggambarkan alasan langkah itu sebagai "klaim tak berdasar."
Hubungan bilateral telah tegang sejak 2014, ketika Albania menerima sekitar 3.000 anggota kelompok oposisi yang diasingkan Organisasi Mujahidin Rakyat Iran, juga dikenal dengan nama Farsi Mujahideen-e-Khalq, yang telah menetap di sebuah kamp dekat Durres, pelabuhan utama negara itu.
Beberapa hari setelah serangan siber, media berbasis Tirana melaporkan bahwa peretas telah mempublikasikan data pribadi anggota oposisi yang disimpan di komputer negara Albania seperti nomor pribadi, nomor sosial dan keamanan, nama, dan foto.
Pada Kamis pagi, tampak masih tenang di luar kedutaan di Tirana. Sebuah Audi hitam dengan pelat mobil diplomatik dan jendela gelap terlihat keluar masuk saat seorang petugas polisi menjaga pintu masuk. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Uskup Suharyo: Semua Agama Ajarkan Kemanusiaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan ap...