Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 15:14 WIB | Kamis, 25 Juli 2013

Buntut Tragedi Makanan Beracun di Sekolah India, Kepala Sekolah Ditangkap

Para siswa menyantap makan siang gratis. (Foto dari: mg.co.za)

BHIHAR, SATUHARAPAN.COM – Polisi menangkap kepala sekolah di mana kasus 23 siswa meninggal karena keracunan makanan yang  terjadi di Desa Gandaman, Distrik Saran, Negara Bagian Bhihar, India.

"Kepala sekolah menyerahkan diri, dan kami telah menangkapnya untuk menanyai," kata Sujeet Kumar, kepala polisi Distrik Saran, Rabu (24/7). Pihak polisi perlu mendapatkan keterangan dari dia sebelum menjatuhkan tuduhan.

Polisi memburu seorang  guru di sekolah itu yang bernama Meena Devi. Dia yang juga menjabat kepala sekolah, dan dia melarikan diri tak lama setelah tragedi di desa Gandaman terjadi. Tindakannya itu dengan meninggalkan 30 siswa lainnya yang jatuh sakit memicu protes dan kemarahan masyarakat.

Pejabat  di Distrik Saran, Abhijit Sinha, menjelaskan bahwa guru adalah kunci untuk menyelesaikan kasus tersebut melalui penjelasan bagaimana bahan kimia mematikan masuk dalam makanan untuk santap siang anak-anak. "Devi adalah orang yang tepat untuk menjelaskan bagaimana racun itu dicampur dengan minyak goreng," kata Sinha.

Yang Menolak Selamat

Kasus tersebut terjadi pada 16 Juli di mana siswa-siswa sebuah sekolah dasar yang berumur lima hingga 12 tahun menyantap makan siang  dengan menu nasi dan kentang. Beberapa menit kemudian mereka sakit dan 23 anak akhirnya meninggal.

Belakangan diketahui bahwa makanan itu teracuni oleh bahan kimia insektisida pertanian yang lima kali lebih kuat dari yang ada di parasan. Hal itu telah dilaporkan sebagai hasil dari pemeriksaan forensik.

Polisi menyerbu rumah Devi di desa tersebut pekan lalu, dan menemukan bahan-bahan untuk makanan dan minyak goreng disimpan.

Para orangtua yang berduka mengubur anak-anak mereka di lapangan bermain di samping sekolah itu sebagai tanda protes. Beberapa dari mereka, karena kemiskinan, menyekolahkan anak mereka di sekolah yang hanya memiliki satu ruang belajar itu karena alasan mendapatkan makan siang gratis.

Orangtua lainnya menceritakan bahwa  anak-anak mereka selamat setelah menolak makanan tersebut, karena telah berbau busuk.  Anak-anak yang makan kemudian jatuh sakit dalam beberapa menit, muntah-muntah dan mengeluh sakit perut.

Rekaman video menunjukkan anak-anak menjadi lesu dan dilarikan ke rumah sakit, kepala mereka terkulai, dan anggota tubuh mereka menggantung lemas. Ada juga orangtua yang kebingungan mengangkat anaknya sambil mengemudi sepeda motor menuju rumah sakit dengan harapan menyelamatkan anaknya.

Makan Gratis Menarik Anak Bersekolah

Makan siang gratis diberikan kepada sekitar 120 juta anak sekolah di seluruh India sebagai program bantuan pangan bagi  siswa sekolah. Ini merupakan program pemberian makanan terbesar di dunia. Bihar adalah salah satu negara termiskin dan paling padat penduduk negara itu.

Otoritas pendidik di sana melihat pemberian makan siang sebagai cara untuk meningkatkan kehadiran di sekolah. Di negara itu, hampir setengah dari seluruh anak-anak mengalami kurang gizi. Namun banyak kasus terjadi di mana makanan yang diberikan di bawah standar dan anak-anak mengalami keracunan akibat dapur masak yang tidak bersih.

Menteri Besar Bihar, Nitish Kumar, berjanji akan menyelidiki secara menyeluruh tragedy tersebut. "Polisi telah membentuk tim investigasi khusus. Kami akan menghukum mereka yang bersalah," kata Kumar dalam konferensi pers di ibukota negara bagian, Patna.

Kompensasi

Pemerintah negara bagian juga mengumumkan rencana untuk membayar kompensasi sebesar hampir US$ 4.000 (setara dengan Rp 40 juta) untuk setiap  keluarga yang kehilangan anak yang mereka cintai.

Tragedi tersebut juga memicu kekhawatiran tentang program makan siang. Beberapa laporan menyebutkan siswa di beberapa sekolah anak-anak membuang makanan yang diberikan ke tempat sampah, bahkan ada yang tidak mau menyentuhnya sama sekali.

Pada Jumat lalu, masalah makanan bagi siswa sekolah terjadi di Negara Bagian Goa. Dua puluh anak dirawat di rumah sakit setelah mereka makan siang di sekolah. Namun akhirnya mereka dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani pengobatan. (berbagai sumber)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home