Butet Kartaredjasa: Indonesia Bukan Nama Asli
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seniman budayawan Butet Kartaredjasa menyebutkan nama Indonesia yang disandang negara ini disebutnya bukan nama asli, tetapi nama impor. Menyandang nama impor berakibat negara ini tersandung-sandung nasibnya dalam katerpurukan sekarang.
Hal ini dikatakan Butet Kartaredjasa ketika membuka pementasan ‘Matinya Sang Maestro’ di Jakarta pada Sabtu (12/4). Ditanyakan mengenai hal itu, Butet menjawab,”Ya, karena saya menganggap itu penting. Karena nama Indonesia itu bukan nama otentik.”
Sementara Nusantara Raya disebutnya untuk mewujudkan Indonesia yang tetap kokoh bersatu.
Pemain teater ini juga berpendapat, pengakuan dan penghargaan Pemerintah kepada seni dan budaya dan para pekerjanya itu kurang semasa hidup mereka. “Pemerintah itu menghargai budayawan kalau sudah mati, memberi uang ke keluarganya, buat apa? Sementara waktu hidup diabaikan.”
Lanjutnya,”Mau dihargai atau tidak, kalau dia (seniman dan budayawan) memang sudah memilih jalan hidupnya melalui jalan kebudayaan, tidak ada urusannya dengan penghargaan. Tetapi justru yang hidup ini mengingatkan, Pemerintah itu keliru, hargai mereka selagi hidup juga.”
Sebagai seorang seniman budayawan, Butet menuturkan tidak merasakan hambatan terkait kebebasan berekspresi. Tetapi dia mengaku akan melawan bila nantinya mungkin akan ada peraturan perundangan yang muncul mirip Undang-Undang Pornografi yang sempat disahkan pada 2008 lalu.
Saudara dari seniman Djaduk Ferianto ini menyebutkan pula kondisi negara sekarang memungkinkan kebebasan berekspresi. Tetapi kondisi demokratis ini tetap saja tidak bebas kritik. Karena “kritik itu diperlukan untuk sebuah demokrasi.”
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...