Butuh Pengorbanan untuk Berbagi

SATUHARAPAN.COM – Saya heran dengan anak kecil yang duduk persis di bangku depan saya dalam ibadah minggu lalu. Badannya sedikit gemuk, sekitar 10 tahun usianya. Ia duduk di samping ayah dan adik perempuannya yang tak berbeda jauh usianya.

Ia terus-menerus mencuri pandangan ke belakang untuk memperhatikan saya. Mungkin terasa aneh baginya menyaksikan pemuda yang tak punya potongan orang Jawa, namun ikut ibadah bahasa jawa.

Anak itu terus gelisah, sesekali ia berbisik kepada ayahnya lalu melirik ke belakang, seakan memberitahukan sesuatu kepada ayahnya. Saya tidak tahu apa yang mereka percakapkan. Namun, sewaktu saya mencoba mengamati, ternyata ia ingin memberikan kertas tata ibadahnya kepada saya. Sebab saya tidak memiliki tata ibadah dalam bahasa jawa itu.

Beberapa kali ia menyodorkan tata ibadah itu kepada ayahnya, bermaksud meminta ayahnya untuk memberikannya kepada saya. Tetapi, Sang Ayah tampaknya ingin anak itu sendiri yang memberikannya. Lama sekali terlihat ia hanya memperhatikan kertas tata ibadahnya. Saya menduga, bocah itu ingin berbagi, tetapi mungkin malu karena belum kenal. Atau takut, jangan-jangan saya tidak mau menerimanya.

Pada akhirnya ia berbalik ke belakang dan menyodorkan tata ibadah miliknya kepada saya. Saya merasa terharu karena sadar betapa besar perjuangannya untuk mampu berbagi. Dari sekian banyak warga jemaat yang mengikuti ibadah, menurut saya dialah orang yang paling diberkati karena ketulusannya dalam berbagi. Ia beribadah bukan hanya sebagai pendengar, melainkan pelaku firman Allah.

Terima kasih adik kecil! Meski saya tak tahu namamu, apa yang dirimu lakukan memberi saya pelajaran berharga: untuk selalu peka terhadap kebutuhan orang lain. Dan siap berbagi, apa pun risikonya.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com