Cacing Lilin Dapat Bantu Kurangi Polusi Plastik
SPANYOL, SATUHARAPAN.COM - Peneliti menemukan cara memecahkan polusi plastik, dengan jasa bantuan cacing lilin atau yang juga dikenal sebagai Galleria mellonella.
Sejenis cacing diharapkan dapat membantu untuk memecahkan permasalahan polusi plastik yang semakin meningkat.
Cacing lilin, atau Galleria mellonella, kata para peneliti, dapat memakan plastik dan membantu mengurangi limbah yang disebabkan oleh penggunaan satu triliun tas plastik polietilen setiap tahunnya di dunia.
“Kita telah menemukan bahwa larva dari semacam serangga, Galleria mellonella, mampu untuk melakukan penguraian hayati dari salah satu palstik yang paling sulit, mampu bertahan lama, dan paling banyak digunakan polietilena,” kata Federica Bertocchini dari the Institute of Biomedicine and Biotechnology di Cantabria, Spanyol, yang dilansir situs voaindonesia.com, hari Kamis (27/4).
Temuan tentang nafsu makan cacing akan plastik adalah ditemukan secara kebetulan, kata Bertocchini, yang menambahkan bahwa tas plastik yang berisi cacing lilin “berlubang-lubang.”
Ia berkata cacing-cacing itu “dapat menimbulan kerusakan pada kantong plastik dalam waktu kurang dari satu jam.” Dan setelah 12 jam, para peneliti melihat kantung plastik berkurang menjadi massa plastik.
Mereka juga menemukan, bahwa cacing-cacing itu mengubah polietilena menjadi etilen glikol sebuah unsur organik yang digunakan untuk membuat benang-benang poliester dan sebagai bahan pendingin pada industri. Masih belum jelas apakah cacing-cacing itu memproduksi cukup unsur organik tersebut sehingga layak dikomersilkan.
Plastik bukan makanan alami cacing lilin, namun peneliti menyatakan karena mereka meletakkan telur-telurnya di sarang lebah, anak-anak cacing yang baru menetas kemudian memakan lilin di sarang lebah tersebut.
“Lilin adalah sebuah polimer, semacam ‘plastik alami,’ dan memiliki struktur kimia yang serupa dengan polietilen,” kata Bertocchini.
Para peneliti mengatakan, mereka masih berusaha untuk lebih memahami cara lilin tersebut dicerna, namun temuan tersebut dapat mengarah pada solusi bioteknologi terkait limbah plastik.
“Kami merencanakan untuk mengimplementasikan temuan ini ke dalam cara yang layak untuk menanggulangi limbah plastik, dan menemukan solusi yang menyelamatkan lautan, sungai, dan seluruh lingkungan dari konsekuensi akumulasi plastik yang tak terhindarkan,” kata Bertocchini.
“Namun demikian, jangan merasa mendapat pembenaran untuk sengaja membuang polietilen ke lingkungan sekitar kita hanya karena sekarang kita mengetahui cara untuk menguraikannya secara hayati,” katanya.
Editor : Melki Pangaribuan
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...