Calon Presiden Afghanistan Boikot Audit Suara Pemliu
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Pemilu presiden Afghanistan yang sempat diwarnai kecurangan kini berada di ambang kehancuran pasalnya salah seorang dari dua calon memboikot audit suara hasil pemilu yang diawasi PBB dan dilakukan untuk menyelesaikan sengketa berlarut-larut atas pemenang pemilu tersebut.
Abdullah Abdullah, yang mengklaim kecurangan besar-besaran dilakukan terhadap dirinya dalam pemungutan suara pada 14 Juni, memboikot audit suara setelah tim suksesnya menolak proses tersebut karena pembatalan suara tidak sah dianggap sebagai “lelucon”.
Sengketa antara Abdullah dan pesaingnya Ashraf Ghani berpotensi menimbulkan kembali kekerasan etnis di Afghanisan saat pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat mulai menarik diri dari negara tersebut pascaperang selama 13 tahun melawan gerilyawan Taliban.
Audit terhadap delapan juta suara dihentikan pada Rabu (27/8) pagi setelah tim pengamat Abdullah menolak berpartisipasi - meski sudah ada kesepakatan yang dimediasi AS dan kedua belah pihak berjanji untuk mendukung penghitungan ulang dan menghormati hasil penghitungan tersebut.
“Kami tidak akan berpartisipasi dalam proses hari ini, dan mungkin kami tidak akan kembali berpartisipasi lagi,” ujar Fazel Aqa Hussain Sancharaki, juru bicara tim sukses Abdullah, kepada AFP.
“Pembicaraan dengan PBB sedang berlangsung. Jika hal itu menghasilkan kesepakatan, kami akan kembali. Jika tidak, selesai sudah,” tegasnya.
Pertentangan terhadap hasil akhir pemilu dapat memecah rakyat Afghanistan karena banyak pendukung Ghani merupakan etnis Pashtun yang berada di wilayah selatan dan timur negara itu, sementara pendukung Abdullah adalah etnis Tajikistan dan sejumlah etnis lainnya yang tinggal di wilayah Afghanistan utara. (AFP)
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...