CANAN Kecam Peningkatan Kekerasan Terhadap Kristen Nigeria
ABUJA, SATUHARAPAN.COM – Christian Association of Nigerian Americans (CANAN) atau Asosiasi Kristen Nigeria Amerika mengecam kekerasan dan pembunuhan terhadap umat Kristen Nigeria dan menyerukan para pelaku untuk dimintai pertanggungjawaban.
Menurut data CANAN, jumlah umat Kristen yang dibunuh di Nigeria oleh ekstremis fundamentalis mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan 2015. Kepala CANAN, Ade Oyesile mengatakan peningkatan angka kematian berlangsung dengan sangat cepat. "Kami sedih dengan fakta ini,” kata dia seperti yang dia kemukakan di Christian Today, hari Sabtu (30/7).
Dia meminta pemerintah Nigeria memiliki kesadaran menghentikan pembunuhan keji, sebab menurut data yang dikeluarkan CANAN menunjukkan setidaknya 384 orang Kristen meninggal dunia dan 111 luka-luka di Nigeria tahun ini, apabila dibandingkan dengan jumlah umat Kristen yang mengalami kematian sebanyak 431 jiwa, sementara 301 orang terluka pada 2015.
Oyesile menganggap Pemerintah Nigeria tidak menunjukkan langkah nyata membasmi kelompok ektremis fundamentalis Boko Haram. “Kami melihat banyak serangan yang menyasar gereja,” kata Oyesile.
Oyesile membeberkan data yang dihimpun Asosiasi Kristen Nigeria Amerika tentang aksi kekerasan terhadap Kristen di Nigeria antara lain peristiwa meninggalnya 16 umat Kristen, dan 32 orang terluka ketika seorang pembom bunuh diri menghantam sebuah pasar sayuran di Chibok, sebuah kota di Provinsi Maiduguri, Nigeria.
Kemudian sepuluh orang Kristen meninggal dunia dan 28 luka-luka ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di sebuah pasar yang sibuk di dekat sebuah gereja di Adamawa, Nigeria.
Peristiwa lain yakni pembunuhan terhadap 300 orang Kristen termasuk perempuan hamil di Agatu, Benue, yang diduga kuat dilakukan kelompok ekstremis, Boko Haram. “Kami umat Kristen memberitakan Injil, tidak mengajarkan pembalasan,” kata dia.
Oyesile mengecam Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, yang tidak mengambil tindakan berani untuk memberi keamanan dan rasa nyaman beribadah bagi umat Kristen. “Pembunuhan bernuansa sektarian, mengubah wajah Nigeria menjadi negara yang tidak memiliki undang-undang,” kata dia.
Beberapa waktu lalu, Sekretaris dari Asosiasi Kristen Nigeria (Christian Association of Nigeria/CAN), Musa Asake, mengatakan hal yang serupa. Asake menyebut Buhari memiliki skenario tersembunyi untuk menyingkirkan pemeluk Kristen di negara tersebut.
Asake mendasari argumennya dari peristiwa penyerangan yang menewaskan Eunice Elisha, pendeta dari Redeemed Christian Church of God. (christiantoday.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...