Capital Gazette Terbit Sehari Setelah Tragedi Penembakan
ANNAPOLIS, SATUHARAPAN.COM – Surat kabar The Capital Gazette, kembali terbit Jumat (29/8/2018), tak sampai 24 jam setelah sebelumnya seorang lelaki bersenjata menewaskan empat wartawan dan seorang staf penjualan surat kabar tersebut.
Dalam edisi terbaru, seperti dilaporkan VOA, The Capital Gazette melaporkan peristiwa mengerikan di ruang redaksi mereka.
Tajuk di halaman muka The Capital Gazette yang berkantor pusat di Annapolis, Maryland itu berjudul “5 Ditembak Mati di The Capital”. Para wartawan yang meliput peristiwa itu, sebagian menyampaikan pengalaman pribadi mereka sendiri selama penembakan.
Namun, halaman opini surat kabar itu kosong. Halaman itu hanya bertuliskan “Hari ini Kami Tak Dapat Berkata-kata,” dan menambahkan halaman tersebut akan kembali diisi esok hari.
Polisi di Annapolis telah mengidentifikasi lelaki bersenjatakan granat asap dan senapan yang melakukan penembakan pada Kamis (28/6/2018) di kantor surat kabar itu di Ibu Kota Maryland.
Menurut catatan berita pengadilan, Jarrod Ramos, pria itu, pada Jumat dikenai lima dakwaan pembunuhan.
Para pejabat mengatakan Jarrod Ramos telah lama berseteru dengan The Capital Gazette di Annapolis.
Pihak berwenang menyatakan insiden itu merupakan serangan bertarget dan Ramos mencari korban-korbannya.
Aparat penegak hukum tiba di lokasi kejadian dengan cepat, namun Ramos sebelumnya telah membunuh empat jurnalis dan seorang staf penjualan dalam insiden itu.
Menurut para saksi mata, pelaku menembak melalui pintu kaca sekitar pukul 3 sore dan kemudian terus menembak ke arah karyawan di ruang redaksi.
Seorang wartawan yang bekerja pada saat penembakan berlangsung kemudian menulis cuitan bahwa sewaktu ia bersembunyi di bawah mejanya, ia dapat mendengar pelaku menembakkan senjatanya dan mengisi pelurunya.
Ramos kini berada dalam tahanan untuk diinterogasi.
Perwakilan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) untuk urusan kebebasan media, Harlem Desir, mengatakan penembakan di Capital Gazette kejahatan yang mengejutkan dan mengerikan, dan merupakan salah satu serangan paling banyak menewaskan wartawan di Amerika Serikat dan di seluruh kawasan OSCE. Serangan terhadap pers merupakan serangan terhadap demokrasi ujarnya.
Mereka yang tewas di kantor surat kabar itu adalah Gerald Fischman, Rob Hiaasen, John McNamara, Rebecca Smith, dan Wendi Winters. (voaindonesia.co)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...