Dugaan Penembakan Media, Perseteruan Lama
ANNAPOLIS, SATUHARAPAN.COM – Seorang pria Laurel yang berseteru dengan The Capital Gazette ditahan sebagai tersangka dalam peristiwa penembakan mematikan pada Kamis (28/6) di kantor surat kabar di Annapolis itu, seperti disampaikan penegak hukum dan dikutip Baltimore Sun.
Jarrod W Ramos, 38, didakwa dengan lima tuduhan pembunuhan tingkat pertama, menurut catatan pengadilan. Dia tidak memiliki seorang pengacara yang terdaftar. Pemeriksaan peninjauan jaminan dijadwalkan pukul 10.30 pagi Jumat (29/6, atau Sabtu WIB) ini di Annapolis.
Polisi dan agen federal berkumpul Kamis malam di luar rumah Ramos. Rich McLaughlin, kepala departemen kepolisian Laurel, mengatakan petugasnya ada di tempat itu sebagai bagian dari penyelidikan terhadap penembakan di media The Capital Gazette, dan sumber lain mengidentifikasi Ramos sebagai tersangka.
Pada 2012, Ramos mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap koran dan kolumnis atas artikel Juli 2011, yang mengungkap tuduhan kriminal terhadapnya.
Dia menggugat kolumnis Eric Hartley, atas nama Capital Gazette Communications dan Thomas Marquardt, mantan editor dan penerbit koran, sebagai terdakwa.
Halaman Twitter Ramos pada hari Kamis menampilkan foto Hartley sebagai avatar-nya, dan gambar spanduk termasuk foto-foto Marquardt dan mantan pemilik, Philip Merrill.
Pada lamannya tertulis, “Pembaca yang terhormat: Saya membuat laman ini untuk membela diri,” dan menuliskan ancaman.
Akunnya secara teratur mengomentari berita Anne Arundel County dan mengacu pada penembakan mematikan di surat kabar Prancis Charlie Hebdo pada tahun 2015.
Akun itu sudah tidak aktif sejak Januari 2016. Kemudian pada pukul 02:37, pada Kamis - beberapa saat sebelum penembakan di Capital Gazette, di akun itu dia mengunggah pesan makian, dan permintaan “biarkan aku sendiri.”
Tidak Dekat dengan Siapa Pun
Thomas Marquardt kepada Baltimore Sun mengatakan tidak terkejut mendengar Ramos diidentifikasi sebagai pria bersenjata itu. Ramos mulai “meneror” media itu dan stafnya tak lama setelah artikel 2011. Ancaman terus meningkat, bertahun-tahun, dengan ancaman online, kata Marquardt.
“Saya khawatir dia akan mengancam kami dengan kekerasan fisik,” kata Marquardt dari rumahnya di Florida, tempat tinggalnya setelah pensiun. “Saya bahkan memberi tahu istri saya, ‘Kita harus waspada. Orang ini benar-benar bisa menyakiti kita’.”
Marquardt mengatakan dia menelepon polisi Anne Arundel County tentang Ramos pada 2013, tetapi tidak ada yang terjadi. Dia berkonsultasi dengan pengacara media tentang pengajuan perintah penahanan, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.
“Saya ingat memberi tahu pengacara kami, ‘Orang ini akan datang dan menembak kami’,” katanya.
Bibi Ramos, Vielka Ramos, 59, mengatakan tidak percaya Ramos adalah pria bersenjata yang dicurigai. Dia mengatakan keponakannya memiliki masa kecil yang baik, tumbuh di Severn, dan menghadiri Arundel High School.
“Dia sangat cerdas. Dia berusaha berkomunikasi dengan orang, tetapi dia memang penyendiri,” katanya.
Namun, setelah neneknya meninggal beberapa tahun lalu, katanya, dia berhenti menghadiri pertemuan keluarga. Dia juga tidak berkomunikasi dengan bibinya. “Dia jauh dari keluarga. Tidak dekat dengan siapa pun,” katanya.
Dalam artikel yang dipublikasikan tahun 2011 tentang tuduhan pelecehan, Hartley mengidentifikasi Jarrod Ramos sebagai karyawan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, tanpa catatan kriminal sebelumnya. Ia memiliki gelar dalam bidang teknik komputer.
Artikel tentang Ramos itu mengungkap kasus pelecehan Ramos kepada mantan teman sekelas SMA. Tulisan Hartley menyebutkan Ramos mengirim permintaan pertemanan di Facebook kepada wanita itu, dan pengalaman itu berubah menjadi “mimpi buruk sepanjang tahun”. Ramos diduga menulis wanita itu dan mengatakan dia adalah satu-satunya orang yang pernah menyapanya atau bersikap baik kepadanya di sekolah.
Ramos kemudian diduga memanggilnya dengan nama-nama vulgar dan menyuruhnya bunuh diri, tulis Hartley. Dia juga diduga mengirim email ke bank tempat perempuan itu bekerja untuk membuatnya dipecat. Ramos mengaku bersalah atas tuduhan pelecehan ringan, menerima hukuman percobaan dari hakim yang menyebut perilakunya “agak aneh”, menurut tulisan itu.
Ramos mengajukan gugatan pencemaran nama baik kepada The Capital, yang diajukan ke pengadilan Maryland. Hakim pengadilan tertinggi menyatakan artikel itu dibuat berdasarkan informasi catatan publik, dan Ramos dinilai tidak memiliki bukti bahwa artikel itu tidak akurat. Hakim menolak gugatan Ramos.
Ramos mengajukan banding. Tetapi, kalah.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...