Capres Afghanistan Minta Penghitungan Suara Dihentikan
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Kandidat presiden Afghanistan Abdullah Abdullah Rabu (18/6) mengatakan tidak lagi mempercayai komisi pemilu dan menyerukan penghentian penghitungan suara pemilu babak kedua pada Sabtu lalu karena adanya tuduhan penipuan. Melalui akun Twitter-nya, Abdullah mengatakan, "prosesnya tidak lagi transparan".
Pada konferensi pers hari Rabu di Tolo TV, Abdullah mengatakan pihaknya memiliki banyak bukti bahwa pemilu yang sah tidak diselenggarakan. Ia juga mengatakan, pengamat pemilu tidak diizinkan melakukan tugas.
Abdullah meragukan tujuh juta orang memberikan suara mereka, dan mengatakan Presiden Hamid Karzai bersikap bias dalam mengawasi pemilu.
Ia telah meminta pejabat pemilu segera menghentikan proses penghitungan itu. Kandidat presiden itu mengatakan, kantornya memutuskan hubungan dengan komisi pemilu, yang memiliki waktu hingga 2 Juli untuk mengumumkan hasil pendahuluan pemilu itu. Pengumuman mantan menteri luar negeri itu bisa memicu krisis politik.
Abdullah menghadapi mantan ekonom Bank Dunia Ashraf Ghani. Kedua kandidat pernah menduduki jabatan penting dalam kabinet President Hamid Karzai.
Setelah pemungutan suara hari Sabtu (14/6), kedua kandidat sama-sama mengklaim adanya bukti penipuan.
Juru bicara Komisi Urusan Keluhan Pemilu Naderi Mohsini, Minggu (15/6), juga mengatakan panelnya telah menerima ratusan laporan adanya kejanggalan.
Komisi Pemilu menjadwalkan mengumumkan hasil pemilu 22 Juli. (VOA/cnn.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...