Australia Khawatir Warganya Terpengaruh Teroris
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, pada hari Kamis (19/6) mengatakan da sangat khawatir menganai 150 warga Australia yang sedang mempelajari pertempuran “teroris” bersama militan Sunni di Irak dan Suriah.
Diplomat tinggi negara tersebut pekan ini menerima penjelasan oleh analis intelijennya tentang jumlah warga Australia, beberapa memiliki berkewarganegaraan ganda, yang mengangkat senjata bersama kelompok pemberontak.
“Ini luar biasa. Ada sekitar 150 warga Australia yang telah atau masih bertempur dengan kelompok oposisi di Suriah dan sekitarnya,” kata dia kepada radio Australia, ABC.
“Di Suriah terlihat bahwa dalam beberapa waktu mereka beralih dari mendukung kelompok oposisi yang lebih moderat kepada kelompok yang lebih ekstrem dan itu termasuk kelompok ekstremis brutal, ISIS.”
Kelompok Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL atau yang juga dikenal sebagai ISIS) menyeberangi perbatasan dari Suriah ke wilayah utara Irak dan mengambil alih sejumlah kota-kota penting, kini mulai memasuki ibu kota, Baghdad.
Bishop menuturkan bahwa dia “sangat khawatir” tentang ancaman bahwa yang dibawa pejuang Australia ketika mereka kembali akibat bergaul dengan “orang-orang brutal itu.”
“Kami khawatir bahwa warga Australia yang bekerja bersama mereka, mereka akan menjadi radikal, mempelajari keterampilan teroris, dan jika mereka kembali ke Australia tentunya itu menjadi ancaman keamanan.” (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...