Capung si Indikator Kondisi Lingkungan
SATUHARAPAN.COM - Capung memiliki keberagaman, salah satu yang dikenal di antaranya adalah capung jarum. Disebut begitu mungkin karena tubuhnya yang ramping dan ulurannya kecil. Capung jarum sendiri tergabung dalam anak bangsa Agrionidae/Coenagriidae dan mempunyai banyak jenis. Di antara jenis itu ada yang memiliki warna-warna yang menarik.
Secara umum, capung merupakan binatang yang menarik, memiliki empat sayap yang transparan, bentuk kepalanya besar, memiliki toraks yang kuat, tidak memiliki ekor, tetapi memiliki berbagai umbai ekor yang telah berkembang dengan baik. Mata capung umumnya besar dan merupakan mata majemuk, yang terdiri mata kecil (ommatidium), sehingga bisa melihat ke segala arah.
Diperkirakan ada 5.000 - 6.000 jenis capung di seluruh dunia. Sebagian besar di daerah tropis, tetapi ditemukan juga di pegunungan tinggi dan daerah kutub utara. Di Indonesia terdapat sekitar 750 jenis. Berdasar laporan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), Capung Jarum tersebar di Queensland Australia, Bangladesh, Brunei Darussalam, China, Guam, Hong Kong, India, Indonesia (Bali, Irian Jaya, Jawa, Kalimantan, Lesser Sunda, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera), Jepang, Lao People's Democratic Republic, Malaysia, Micronesia, Myanmar, Northern Mariana Islands, Palau, Philippine, Singapore, Solomon Islands, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.
Daur hidup capung melalui tiga tahap perubahan bentuk (metamorfosis), yaitu telur, nimfa, dan capung dewasa. Sebagian besar hidup capung dihabiskan sebagai nimfa yang sangat tergantung pada habitat perairan (sawah, sungai, danau, rawa, atau kolam). Itu sebabnya di kalangan enviromentalist, capung dianggap sebagai salah satu indikator kondisi lingkungan.
Daerah di mana banyak terdapat capung diyakini menunjukkan air di daerah tersebut masih bersih atau tingkat pencemarannya masih rendah. Sebab, capung yang menghabiskan sebagain besar hidupnya pada fase nimfa sangat membutuhkan air yang tenang dan bersih.
Capung jarum (Agriocnemis femina) merupakan capung jarum yang paling umum dijumpai di seluruh dunia. Di Jawa binatang ini terdapat di mana-mana bahkan sampai ketinggian 1.600 meter dari permukaan laut.
Umumnya capung jenis ini berkembang biak di danau, rawa-rawa yang dangkal, anak sungai dan kolam. Capung ini selain sebagai indikator pencemaran air juga berperan penting dalam mengurangi perkembangbiakan nyamuk. Mereka (pada fase nimfa) suka memakan jentik-jentik nyamuk dan serangga lainnya yang merupakan vektor penyakit.
Ujung abdomen A. femina biasanya berwarna hijau kebiru-biruan. Yang jantan kepalanya berwarna gelap dengan mata hitam, toraksnya tertutup oleh taburan putih seperti tepung, sedangkan pada betina toraksnya berwarna kehijauan. Panjang capung ini hanya dua centimeter, cukup kecil dibanding umumnya capung.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...