Carina Joe, Penemu Vaksin COVID-19, Pernah Kelelahan dan Hampir Putus Asa
Panggilan sebagai ahli vaksin di tengah dunia menghadapi pandemi global, dia terpanggil untuk menyelesaikan proyek.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Dr. Carina Citra Dewi Joe, penemu vaksin COVID-19 mengungkapkan bahwa dia hampir putus asa dan menghentikan proyek penelitian vaksinnya, sampai akhirnya panggilan dan tanggung jawab sebagai ilmuwan, menyemangatinya untuk menyelesaikan proyek vaksin itu.
Perempuan Indonesia yang sangat dominan dalam menghasilkan vaksin COVID-19, kerja sama University of Oxford dan AstraZeneca, dan timnya menjadi pemegang paten vaksin itu, mengatakan mengalami kelelahan di tengah perjalanan proyeknya. Itu diungkapkan dalam acara talkshow yang digelar Universitas Krida Wacana (Ukrida) Jakarta dan RS Ukrida Jakarta, pada hari Selasa (3/10) di Jakarta.
Dia, yang biasa dipanggil Carina Joe, bekerja di laboratorium, nyaris sendirian, karena semua proyek dihentikan akibat pandemi, dan mitranya pun tidak bisa dekat dengan dia kurang dari dua meter, karena ada kekhawatiran penularan virus COVID-19. Pada bulan kelima perjalanan proyek tersebut dia kelelahan dan ingin mengundurkan diri.
“Saya sudah mengemasi barang-barang dan dalam perjalanan pulang ditelefon oleh supervisor,” katanya. Dalam percakapan telefon itulah keduanya membahas proyek vaksin di tengah dunia yang sedang dilanda pandemi yang mematikan.
Pembicaraan keduanya pun mengenai proyek yang akan berhenti, karena Carina Joe adalah yang menguasai proyek itu, dan tidak ada yang meneruskan. Itu disayangkan karena sebelumnya lembaga itu juga memiliki cukup data dari pengalaman mengembangkan vaksin untuk MERS (Midle East Respratory Syndrome) yang juga terkait dengan virus.
Namun hal yang membuatnya merasa tidak memiliki jawaban untuk tetap mundur adalah ketika dibahas tentang tanggung jawab sebagai ilmuwan yang mempelajari vaksin, dan pada saat dunia membutuhkan keilmuannya untuk mengatasinya.
“Sebagai ilmuwan saya melakukan studi begitu lama, dan dunia dalam situasi membutuhkan vaksin, jadi ada tantangan sebagai scientist untuk kemanusiaan,” katanya pada talkshow yang bertajuk “Dari Manusia untuk Kemanusiaan.”
Itu sebabnya, Carina Joe yang meskipun merasakan kelelahan, karena bekerja 16 jam sehari, tujuh hari sepekan, sejak proyek vaksin dimulai, akhirnya kembali ke laboratorium dan menyelesaikan proyek sampai di bulan keenam menemukan vaksin untuk dapat diproduksi dalam skala industri dan ikut berperan dalam mengatasi pandemi COVID-19 yang melanda dunia hampir selama tiga tahun.
Dia merasa situasi pandemi global dengan banyak orang meninggal, itu adalah panggilan dan tanggung jawab sebagai ilmuwan, dan terutama sebagai ilmuwan bidang vaksin. Dia merasa tidak bisa meninggalkan itu. “Itulah jalan yang saya pilih, dan itu saatnya,” katanya.
Mindset Pembelajar
Carina Joe merupakan alumni sekolah PENABUR (SMAK 1 PENABUR Jakarta, lulus tahun 2005) yang mempelajari bioteknologi di Hong Kong (S1), kemudian sekolah memasak di Australia, tetapi kemudian balik menyelesaikan S2 dan S3 bidang bioteknologi lagi, hingga banyak mempelajari tentang vaksin ketika bersamaan dengan itu juga bekerja dengan perusahaan di Australia.
Dia mendapat banyak penghargaan, termasuk menerima Pin Emas dari Yayasan BPK PENABUR pada senin, 25/9/2023, sebagai salah satu Generasi Best BPK PENABUR.
“Kami memberikan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas peran serta Carina Joe dalam membantu penanganan Covid-19 di Indonesia serta dunia dan sebagai salah satu bentuk apresiasi BPK PENABUR kepada salah seorang alumni yang memberikan dampak bagi sesama,” kata Adri Lazuardi, Ketua Umum Yayasan BPK PENABUR.
Pada acara talkshow, hal yang menarik yang diungkapkan Carina Joe adalah tentang bagamiana dia diterima bekerja di perusahaan di Australia dan kemudian tawaran sebagai Senior Postdoctoral Research Scientist di bidang Pengembangan Vaksin dengan fokus pada vaksin vektor virus di University of Oxford.
Carina Joe mengatakan bahwa dalam bidang keilmuan dan pekerjaan, yang sangat diperhatikan adalah mindset seseorang, terutama apakah dia pembelajar, berfikiran terbuka, dan bagaimana dia menghadapi masalah dengan tenang dan gigih mencari solusi.
Ketika ditanya apakah dia tidak berfikir untuk kembali ke Indonesia, Carina Joe mengatakan, jika memang ada tujuan yang jelas untuk dilakukan, karena sekarang dia sedang mengerjakan proyek vaksin untuk Nipah yang belakangan ini melanda India.
Bagi dia, masalahnya bukan tempat, tetapi apakah yang dia lakukan bisa lebih optimum, dengan hasil mempunyai dampak dan manfaat pada masyarakat yang lebih luas.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...