Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 16:44 WIB | Jumat, 06 Desember 2013

Carlos Alberto Parreira Anggap Mandela Setengah Dewa

Carlos Alberto Parreira Anggap Mandela Setengah Dewa
Carlos Alberto Pareira, pelatih tim nasional Brasil (Foto: soccerway.com)
Carlos Alberto Parreira Anggap Mandela Setengah Dewa
Nelson Mandela semasa hidup (Foto: dailymail.co.uk)

CAPE TOWN, SATUHARAPAN.COM – Mantan pelatih kesebelasan Afrika Selatan, Carlos Alberto Parreira mengutarakan pengalamannya mengenang mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.

Parreira mengatakan beberapa jam yang lalu pada Jumat (6/12) siang WIB, yang Parreira ceritakan antara lain saat itu pada Piala Dunia 2010, Carlos Alberto Parreira bertemu Mandela pada tiga kali selama kurun waktu melatih kesebelasan Afrika Selatan.

Parreira memimpin kesebelasan Afrika Selatan selama empat tahun lebih, termasuk di Piala Dunia 2010 yang saat itu diselenggarakaan di Afrika Selatan.

Parreira mengatakan sosok Mandela sangat berpengaruh, karena pemenang hadiah nobel perdamaian tersebut membuat perbedaan besar bagi dunia.

“Dia (Mandela) adalah salah satu pemimpin besar abad ke-20, dan seluruh dunia akan menyembah dia karena dia benar-benar seorang pria yang membuat perbedaan bagi dunia,” kata Parreira.

Parreira mengatakan Afrika Selatan merupakan negara ideal, apalagi dia merupakan pemimpin yang mumpuni.

“Jika Afrika Selatan saat ini adalah negara yang memiliki kedamaian maka semuanya adalah karena Mandela terus hidup, dan Mandela semacam dewa bagi orang-orang di sana, kami akan merindukannya,” lanjut Parreira.

Parreira juga membayar upeti kepada peran Mandela di Afrika Selatan 2010 , yang direktur teknis Brasil percaya adalah 'sangat bagus' turnamen .

Parreira juga berhutang kepada Mandela, karena pertama kalinya Piala Dunia diselenggarakan di benua Afrika berkat perannya.

“Saya berpikir bahwa Afrika Selatan melakukan Piala Dunia sangat baik dan bahwa kenangan masih sangat hidup, dunia menghargai apa yang mereka lakukan dan saya pikir itu sukses. Mandela adalah semua waktu di belakang itu,” lanjut Parreira.

Nelson Mandela, bapak bangsa Afrika Selatan, meninggal dunia pada pada hari Kamis (5/12) pukul 20:50 waktu setempat, pada usia 95 tahun.

Mandela menjadi simbol dari perjuangan melawan politik perbedaan ras, apartheid  di Afrika Selatan. Dia dinyatakan bersalah di Pengadilan Rivonia dari tuduhan sabotase dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di penjara Robben Island.

Mandela, seorang tokoh penting dalam Kongres Nasional Afrika (ANC), yang membantu membentuk  liga pemuda , sayap bersenjata partai itu, Umkhonto Kami Sizwe yang berjuang melawan apartheid. Mandela, dipenjara selama 27 tahun sebelum akhirnya dia dibebaskan pada tahun 1990 pada usia 71.

Mandela sangat dihormati di seluruh dunia. Pria yang biasa mengenakan pakaian batik itu bukan saja  pejuang yang mengangkat Afrika Selatan menjadi negara yang makin maju dan demokratis, tetapi juga kepemimpinan yang kuat dalam menlaksanakan rekonsili nasional. (soccerway.com/ mg.co.za)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home